Siapa sih yang pengen keliatan jelek, kumal, dekil, bau? Ih nggak banget. Apalagi cewek, jerawat nongol dikit aja udah kepontang-panting. Cantik memang telah menjadi tradisi wajib kaum hawa. Setidaknya artis cantik Shireen Sungkar mengamini hal ini. Saat diekspose oleh salah satu infotainment, personil The Sisters ini mengaku bahwa bedak, lipstick, sisir, kutek, tali rambut, jepitan rambut, deodorant, cermin adalah isi wajib tasnya. Pokonya biar yang lain ketinggalan yang ini nggak boleh, akunya.
Masih inget ceritanya Betty La Fea? Cewek smart dan baik hati ini rela menahan cibiran teman-temannya dan harus memperjuangkan harga diri hanya gara-gara wajahnya yang di bawah garis hijau.
Cerita lainnya, cewek bisa menjadi ending cerita jika dia telah berubah wujud. Bertransformasi menjadi cantik atau lebih cantik. Baik hati, tidak sombong, rajin nabung aja nggak cukup kalo nggak ditambahi embel-embel cantik. Terlebih lagi pernyataan beberapa cowok yang nulis kata ‘cantik’ dalam daftar cewek idaman mereka, bikin ubun-ubun kita berasa naik.
Padahal hingga saat ini definisi cantik masih kabur. Masing-masing orang berbeda-beda suaranya jika ditanya soal yang satu ini. Ada yang bilang kalo cantik itu yang penting kulitnya putih, hidungnya mancung, bodinya bagus, tinggi badan semampai (bukan semeter nggak sampai lho ya!) bak tiang listrik. Ya hampir-hampir miriplah sama Siti Nurhaliza.
Ada juga yang menilai kecantikan itu karena inner beauty-nya. Orangnya pinter, supel, ramah, baik, murah senyum memiliki magnet dan daya tarik tersendiri. Inner beauty semacam ini sering dijadiin pembenaran berbagai ajang miss-missan. Semacam miss Indonesia, miss Universe, miss America gituan…
Definisi cantik selalu berubah seiring perkembangan jaman, nggak selalu baku. Liat aja, buat gadis-gadis Eropa di abad pertengahan, cantik selalu dikaitkan sama fertilitas. Semakin subur semakin banyak anak, maka gadis itu semakin cantik.
Di abad ke 15-17 cewek dikatain cantik kalo punya badan gembrot dan dada yang montok. Di awal abad 20 cewek cantik jika memiliki bokong dan paha yang besar. Masih di abad yang sama, di Cina definisi cantik dilihat dari besar kecilnya kaki. Semakin kecil kaki maka dia akan semakin cantik. Walhasil, banyak orangtua pada waktu itu membiasakan anak-anak mereka memakai sepetu super kecil yang dibuat dari keramik. Tujuannya satu: biar kaki itu nggak tumbuh dan bisa mengantongi label cantik. Sakit? Udah pasti.
Lain lagi di suku dayak. Mereka melubangi telinganya dan memakaikan anting-anting yang berat sehingga telinganya semakin tertarik ke bawah. Hanya untuk mempertahankan imej cantik. Hingga saat ini masih bisa ditemui perempuan suku dayak yang memiliki telinga panjang.
Bagi kaum hawa di sebuah suku di Afrika, leher angsa menjadi ukuran. Mereka memakai kalung-kalung yang melingkar di lehernya yang jumlahnya bertambah banyak seiring bertambahnya usia. Semakin banyak kalung yang melingkar, maka perempuan itu dikatain semakin cantik. Bahkan para suami seringkali menggergaji beberapa kalung yang membuat perempuan itu mati dengan sendirinya kalo ketahuan selingkuh. Tak jarang kalung-kalung yang mengikat itu mengganggu pita suara karena bentuk tenggorokan yang terus berubah. Sakit banget pastinya.
Nah loh, ketahuan deh kalo cantik itu relative dan terus berubah dari masa ke masa. Definisi yang ditawarkan nggak kekal, jamannya berubah definisi pun berubah. Susah ngikutinnya. Semua cewek pasti pengen dikatain cantik. Pengen dilirik karena cantik. Kita jadi sering terpaku di dapan kaca hanya untuk ngerapiin baju yang miring. Meratakan bedak yang berantakan. Bahkan tanpa malu-malu mengeluarkan kaca dari tas dan berdandan di depan guru. Aduhh…
Terlepas dari apa definisi cantik menurutmu, model dan seleb dunia yang nggak nggenah seringkali dijadiin ukuran dan rujukan kecantikan. Cewek mulai dari Paris, New York sampai cewek di sudut desa memiliki ukuran yang sama. Busana Tank Top dipadu dengan celana mini yang menampilkan sepertiga aurat dijadiin standar trend biar dapet label cantik.
Disadari atau enggak, kita seringkali menjadi korban provokasi iklan kosmetik sebuah perusahaan. Saat sulam bibir dan alis jadi trend, kaum hawa berebut pengen nyoba, meski harus menghabiskan sekitar 8jtaan. Rambut lurus berkilau kayak punyanya Dian Sastro atau kulit mulus seorang model cantik bikin kita panas dan pengen meniru jejaknya. Kita jadi gerah saat jerawat muncul, padahal biasanya juga nggak ngepek. Bayangin aja berapa banyak uang yang mereka kantongin setiap kali produk mereka laris di pasaran. Nah di kitanya? Masak iya sih rambut bisa lurus dalam waktu 2 minggu, nah kalo rambutnya keriting? Masak iya sih kulit bisa putih hanya dengan megoleskan produk ‘V’? nah kalo cewek itu kerjanya di bawah sinar matahari apa iya bisa putih dalam waktu yang singkat?
Seorang writer agensi sebuah periklanan pernah blak-blakan soal hal itu. Dia bilang bahwa semua iklan nggak pernah lepas dari rekayasa. Untuk iklan rambut misalkan, rambut sang model dibikin rusak. Dua jam sebelum shooting dimulai, rambut model dicuci dan diblow, dibuat sebagus mungkin biar keliatan produk tersebut memperbaiki rambut si model. Hasilnya bisa diliat di TV. Tuh kan!!!
Pengen keliatan cantik, tubuh yang terawat nggak salah-salah amat kok. But, buat kamu-kamu yang punya kulit sawo busuk eh sawo matang, hidung mancung ke dalam dan sedikit melebar, tinggi badan tumbuh ke samping jangan kecewa. Pasalnya aku juga kayak gitu! Hehe menenangkan diri.
Semua cewek itu cantik, asli yakin deh. Kulit putih, hidung mancung, bodi aduhai, wajah manis itu hanya sementara. So pasti kita nggak bakalan muda terus. Usia akan menginjak senja, kulit putih bisa keriput kalo udah saatnya. Biarpun dikasih produk anti aging kalo udah tua ya pasti keriput. Buat apasih kita merogoh kocek dalam-dalam memperbaiki bentuk wajah, kalo toh akhirnya kita bakal menyatu sama tanah? Walhasil, kecantikan seperti dikoar-koarkan produk kecantikan di atas nggak selamanya kekal. Trus kecantikan yang kekal seperti apa? Terus baca tulisan di bawah ini ya…
Yup kecantikan yang kekal adalah kecantikan yang sejati. Kecantikan yang mampu memperindah dunia dan juga akhirat, kecantikan yang membawa rahmat. So pasti kecantikan itu hanya datang dari Sang Pencipta melalui wahyu-wahyuNya. Nah Yang berikut ini bisa menjadi kartu as kecantikan sejati ala Islam.
1.Cantik dengan Jilbab
Sebagai seorang ciptaan Allah, pakaian menjadi sebuah lambang ketakwaan. Pakaian juga jadi pembeda dan identitas pemakainya. Coba bedain antara pakaian seorang jendral dan kopral, pasti beda. Udah gitu pakaian adalah bagian terluar dari diri kita. Orang pasti ngeliat kita pertama kali dari pakaian. Kalo pakaian kita nggak jelas udah pasti orang akan menilai kita juga nggak jelas. Pakaian harusnya juga bisa menjadi perisai bagi pemakainya dari pandangan jahil kaum hawa.
Perintah Allah, pakaian cewek ketika keluar rumah adalah jilbab dan khimar (kerudung), bukan asal-asal pake baju. Dalilnya ini nih
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. Annur:31).
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Ahzab:59).
Perhiasan yang dimaksud dalam Qs Annur:31 di atas menunjukkan bagian tubuh yang jika dilihat lawan jenis akan membuat dia tertarik. Rasulullah pernah ngasih contoh pada Asma’ binti Abu Bakar, bahwa perhiasan atau bahasa bekennya aurat itu adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Jilbab yang dimaksud di Qs. Al Ahzab:59 adalah pakaian yang berupa kain panjang (milhafah) yang dijulurkan sampai ke bawah. Dalam kamus al-Munawwir jilbab berarti baju kurung panjang atau sejenis jubah. Kalo di Indonesia kita kenal sebagai gamis atau baju terusan yang panjang dan longgar. Nah jilbab dan kerudung ini juga nggak boleh asal-asalan, yaitu nggak boleh ketat, nggak boleh tipis, dan nggak boleh menyerupai pakaian laki-laki (balapan sama celana panjang gitu), kalo warna mah semau kita (F.B., 2008).
Memang susah awalnya pake jilbab dan jerudung. Tapi susah itu pasti akan melebur seiring pembiasaan kita memakainya. Tentu kita nggak mau kan masuk kategori berpakaian tapi telanjang? Kayak disabdakan Rasulullah:
“Sesungguhnya wanita yang berpakaian tapi telanjang mengajak wanita lain untuk mengikutina dan mengundang laki-laki untuk berbuat jahat (para wanita jenis ini) tidak akan masuk surga”
Cewek berpakaian tapi telanjang (membentuk lekuk tubuh, berkerudung bisa juga lho membentuk lekuk tubuh) bisa dengan mudah kita jumpai, apalagi yang memamerkan maaf pusarnya. Cewek kayak gitu dijamin Rasulullah nggak bakalan masuk surga. Padahal tempat kembali manusia kan cuma ada dua, kalo nggak surga ya ke neraka. Mana lagi?
2.Menahan Hati dan Pandangan
Ini nih yang paling susah. Apalagi saat ini kita hidup dijaman yang serba bebas. Yang cewek bebas menampakan auratnya, yang cowok bebas menggombal. Udah gitu kita saat ini terkurung oleh budaya hidup hedonisme yang nggak kenal batas antara laki-laki dan perempuan. Liat cowok mirip Ferdi Nuril langsung klepek-klepek. Sebaliknya, kalo ada cowok yang care sedikit aja, hati jadi beragam rasa. Euluh euluh…
Suka sama lawan jenis nggak ada salahnya kok. Soalnya jelas Allah menciptakan kita disertai dengan sebuah fitrah untuk mencintai. Tapi jangan mentang-mentang Allah menciptakan fitrah itu, terus kita bebas mengekspresikannya. Mudah unjuk perasaan ke seorang cowok, pandangan mata nggak kejaga, menjaring perhatian. Fitrah itu nggak buat kita having fun, tapi dijaga untuk kemuliaan seorang cewek.
Yup, Pandangan mata seorang cewek yang terhormat tidak akan dibiarkan berkeliaran untuk memuaskan syahwatnya. Cewek ini nggak akan rela menjadikan matanya menjadi malapetaka di akhirat nanti. Cewek yang beriman nggak akan memenuhi agenda hariannya dengan rangkaian acara penaklukan cowok idamannya. Bahkan ia nggak akan ngebiarin shalatnya, tidurnya, dzikirnya, dan setiap aktivitasnya digantungi sang pangeran impian (F.B., 2008).
Cewek yang bisa ngejaga hati dan pandangan ini akan dihargai orang. Bukan buat jaim, sok alim, atau ingin ngedapetin pujian. Tapi semata untuk meraih ridho Allah, karena ia takut akan adzab Allah yang udah pasti guedhe.
3.Peduli dengan Orang Lain
Nah ini yang mebuat kita beda dengan yang lainnya. Care. Banyak orang seringkali mengatakan “apa yang bisa kau lakukan untukku?”. Kalo mereka nggak pernah mengatakannya, minimal kita bisa liat lewat per buatan sehari-hari mereka. Mereka minta diperhatiin, diliatin, deelel. Tapi cewek cantik selalu mengatakan “apa yang bisa ku lakukan untukmu?”. Jangan minta orang lain peduli sama kita, harusnya kita yang lebih peduli sama oranglain. Ada pepatah bagus “Berilah sebanyak-banyaknya sebelum kita menuntut”.
Saat ini cewek peduli itu langka, 1001 lah. Terlebih peduli sama problematika umat islam yang kini dijajah hampir di semua lini. Saudara sesama muslim yang menderita di jalur Gaza, anak kelaparan, dan sederet problematika yg lain, hampir sedikit yang peduli. Sudah saatnya kita bangkit, saatnya kita mengatakan “apa yang bisa ku lakukan untuk membawa umat pada kebangkitan?”. Penyampaian aspirasi ke pihak-pihak terkait mungkin, menggalang dana. Kalo semua itu masih tersa sulit, masak iya seuntai do’a aja kita pelit?
Mumpung masih hidup, dan selagi Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat, mendengar, dan berjalan, kenapa nggak kita manfaatkan kesempatan ini unntuk mengasah kepekaan kita kepada orang lain?
Dahulu, dahulu buanget ada cerita yang datang dari lembah gunung antah berantah. Hiduplah tiga orang anak yang berbakti pada kedua orangtuanya. Sayangnya sang bunda sudah tiada saat si bungsu dilahirkan.
Suatu hari ayahnya yang memang sudah memasuki usia senja jatuh sakit. Karuan saja ketiga anak sholeh ini kelabakan nyariin obat biar ayahnya sembuh. Mereka berjalan dari satu tabib ke tabib yang lain. Mendaki gunung lewati lembah. Dari lembah satu mereka berpindah (lebay ah!). Hmm, lanjut. Akhirnya setelah mereka kepayahan nyariin tabib yg sanggup ngobatin ayahnya, atas izin Allah mereka dipertemukan dengan seorang tabibah (tabibnya cewek boy!) yang ecek2. Penampilannya pun jauh dari kesan sakti. Untuk ukuran era jaman baholak, pakaiannya hampir terlihat modern. Yah, 11 12 deh sama Jupe, cuman dia nggak pake operasi segala. Hahaha. Maklumlah, mode kan selalu didaur ulang, bukan berkembang.
Bukannya nyembuhin, eh si tabibah itu malah nyuruh si anak mendaki lebih tinggi lagi. “terserah elu2 pade, mau disembuhin kagak bokap lu itu!” kira2 gitu kata2nya yg bikin ketiga anak ini bergetar. Saking besar kecintaannya, apapun resikonya tetap dihadang. Mereka tetap mendaki untuk memetik bunga Wijayakusuma yang dari versi sang tabibah hanya itu obat dan bunga satu2nya yang ada di bumi saat ini.
Ditengah perjalanan, ketiga anak terus dihadang bahaya. Bahaya yg paling klasik mereka dipertemukan dengan srigala ganas. Setelah bepikir panjang, akhirnya mereka memisahkan diri. Si sulung berlari ke belakang, si tengah berlari ke kanan, dan si bungsu berlari ke kiri. Namun malang benar nasib si bungsu, ternyata dagingnya yang empuk membuat srigala jatuh hati padanya. Ia dipilih srigala untuk menghadiahkan dagingnya. Ia terus berlari, sampai akhirnya terpojok pada tepi sebuah tebing. Tak ada pilihan lain, pikirnya. Sementara di belakang srigala terus mengejarnya. Pikirannya buntu, yang ia lihat di depan ada tebing curam, dibawahnya bebatuan dengan dialiri air dari puncak gunung. Busyet! Dia melompat dan aaaaaa…
Sedikit matanya terbuka. Heuh…lompatan yg cerdas! Si bungsu masih hidup.
Ia ditemukan kepala suku desa tersebut. Katanya “siapa aku? Kenapa kepalaku sakit?”. Persis kayak aksinya Jackie Chan. Hanya saja si anak kagak pake lari2 terus teriak2:“Who am I?”. Kepala suku terheran2. Dahinya berkerut2. Malang benar nasib si anak ini, desahnya. Sambil tersenyum licik, pikiran lain mulai menggerogotinya. Dasar kepala suku sialan!!!. Kata sang kepala suku “Nak, kau itu adalah anak buahku. Kau terjatuh saat mencari kayu di hutan, makanya kepalamu sakit. Setelah sembuh, kau harus nyari kayu lagi yah!”.
Akhirnya setelah anak itu sembuh, tiap hari aktivitasnya adalah nyari kayu buat sang kepala suku. Sama sekali tak tersirat dalam ingatannya untuk meneruskan langkah mencari bunga yg bisa menyembuhkan ayahnya. Mengingat saudara2nya pun sepertinya tidak.
@@@
Kasian bener si anak. Niat awal nyari obat buat bokap, eh malah dimanfaatin sama kepala suku. Mending jadi menejer kehutanan gitu biar sedikit mentereng, eh ini mah nyari kayu.
Kalo si bungsu tadi kena amnesia, trus gimana dengan kita? Masak sih kita kena amnesia? Trus, siapa sih kamu? Siapa sih kita? Terus? Terus?
Pertanyaan sepele semacam ini mau tidak mau menuntut kita untuk dipecahkan. Minimal satu semester cukuplah. Heh! bodok amat, apa manfaatnya buatku mikirin pertanyaan kecil kayak gitu? Anak SD mah udah nglotok!.
Ya… terserah, kalu eluelu pengen amnesia kayak si bungsu tadi ya silakan. Digaji dengan pekerjaan rendahan, nggak tau dimana, setelah dari sini mau ngapain, yg dia tau cuma nyari kayu nyari kayu nyari kayu, tanpa tahu motivasinya apa. Ya kan? Makanya tulisan ini tolong jangan cuma jadi bacaan waktu luang, atau cuma nglegakke penulisnya. Tapi setidaknya bisa 3D (dilihat, diraba, diterawang maksunya?). Hush ngawur! Dipahami, direnungkan, dan diterapkan.
Yuk mari…
Siapa sih kamu? Barangkali ada jawaban beragam. Aku adalah anak gembala, eh bukan ya! aku adalah seorang mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, anak, suami, istri, priyayi, nyai, dan sebagainya. Masih banyak lagi jawaban yang tentunya beda-beda sesuai profesi kamu saat ini.
Sob, terserah apa profesimu. Yang pasti dari sekian banyak profesi yang tersebut di atas kita adalah makhluk Allah, betul? Dari mana bisa ngemeng betul2 aja? Hehe, yup! Kita perlu lihat disekitar kita. Ada 3 komponen besar; alam, manusia, dan kehidupan. Njuk pie? Sabar ah!. Ketiga komponen tersebut sifatnya terbatas, lemah, dan serba kurang. Mau bukti? Makannya ngaji dong!. Nah, sifat2 semacam itu otomatis meminta sesuatu yg tidak terbatas, kekal, sempurna, tidak pernah diciptakan, dan tidak pernah dimatikan. Siapa Dia itu?
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang … sesungguhnya pada semua itu terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Albaqarah: 164).
Untuk bener2 menekankan bahwa Allah pencipta kita, beberapa kali Ia mengulang di ayat lain dengan redaksi yg hampir2 mirip. Jadi jelas, Yang Maha Esa adalah Allah. So, kesimpulannya kita diciptaka oleh Allah, dan kita adalah makhluk Allah.
Nah, saat ini kita lagi numpang di sebuah daratan dikelilingi air yang orang bilang ini bumi. Ini nih yg paling penting. Kebanyakan orang2 mulai amnesia di titik ini. Makannya biar nggak amnesia, kita perlu digempur dengan pertanyaan “sebenernya kita di bumi mau ngapain sih?” makan, minum, tidur, maen sepuassssnya! It’s okey, mumpung hidup cuma sekali, satu kali, jangan pikirkan lagi…jangan lagi, kita tidak berlari, bukan lari…heh malah nyanyi!!!
Yakin Allah yang menciptakan kita bukan? Makannya kita perlu tahu maksud Allah ngada-in kita di bumiNya itu buat apa. Yuk kita Tanya sama sama! Ayuk.
“Aku tidak menciptakan jinn dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu” (Adz-Dzariyat:56).
Hha, Allah menciptakan kita untuk beribadah kepada Allah dengan sebener2nya ibadah. Maksudnya gini, dalam hal pembahasan hukum syara’, ibadah itu tidak hanya ibadah ritual; Sholat, puasa, puasa sunah, zakat, haji, shalat rawatib, shalat lail. Bush!!, buang jauh2 paradigma semacam itu. Itu ASLI pemikiran buatan orang sekuler biar kita kita lupa oleh hukum2 islam yang sempurna.
Masih banyak lagi hukum syara yang harus kita kaji. Ada hukum Allah seputar kita dengan diri kita sendiri (5%), dengan Allah (5%), dan yg paling besar proporsinya dengan orang lain (90%) yaitu hukum pidana islam, ekonomi islam, pendidikan islam, social budaya islam, politik, dan pemerintahan islam. Kita tidak bisa mengambil sebagian, dan membuang sebagian. HARUS, wajib ‘ain diterapkan semuanya. Karena hukum Allah diatas adalah sebuah system yang menyeluruh.
Lalu kenapa kita harus cape2 manut sama hukum Allah? Bukannya selagi muda kita bisa hidup sebebas kita? Bukannya kita ini punya pilihan untuk bebas lepas riaaaa…Hmm lagi-lagi ini pikirannya orang kapitalis yang pengen menghancurkan diri kita.
Buat mereka (kapitaliser) mah itu pilihan mereka sendiri, terserah. Tapi buat kita yang ngaku ciptaan Allah, hidup di buminya Allah, dan pengen menghamba pada Allah, kita dinanti oleh pertanggung jawaban di akhirat kelak. Setiap detik yang kita lakukan di dunia akan dicatat dan dmintai pertanggungjawabannya di hari penghisaban. Bahkan Allah menjanjikan surga bagi kita yang berat amal baiknya, dan neraka bagi kita yang berat timbangan amal buruknya. Ingat, Allah melihatmu kawan.
So, selagi di dunia puas2in untuk mencari pahala dan ridho Allah, bukan dipuas2in sebebas mungkin. Biar catatan amal kita berat di amal baik. Ntar kalo udah berhadapan dengan penghisaban bakalan nyesel, aduhhh amit2 jangan sampe deh!. Caranya dengan menerapkan semua hukum Allah tanpa kecuali dengan niatan untuk beribadah kepada Allah. Nggak pernah tanggung2 Allah menganalogikan. Kehidupan dunia ini Ia sebut seperti setetes air, sedangkan kehidupan akhirat Ia sebut sebagai sekumpulan air samudera di seluruh dunia ini. Rugi bandar jika melewatkan kehidupan akhirat yang luas nikmatnya berjuta2 lipat daripada nikmat di bumi ini. Kalo nikmat aja segitu apalagi laknatnya? Ihh ngeri!!!
Dengan berfikir cemerlang semacam ini, kamu-kamu bakal jadi istimewa. Yang mahasiswa jadi mahasiswa yang lain dari yang lainnya. Yg aktivis bakal jadi aktivis luar biasa, yg jadi ibu rumah tangga, bukan ibu rumah tangga biasa. Pokoknya istimewa deh. Jarang yg punya pemikiran kayak gini. Pemikiran semacam ini yg kemudia mendorong kita beda dengan yang lainnya, yang nggak bikin kita amnesia kayak yang lainnya. Eitz, tapi dengan catatan harus diterapkan sesuai syari’at dan niat ibadah karena Allah. Oke?
2 jam, Semoga kemuliaan Islam segera kita raih di Bumi Allah ini…
Meng-upgrade diri sendiri dan teman2 semuanya.