Minggu, 09 Desember 2012

Mencetak Generasi Tangguh


“Mendidik anak sedari kecil adalah ibarat mengukir di atas batu.” Sabda Nabi saw tersebut sangat tepat untuk menggambarkan pentingnya mendidik anak sedini mungkin. Anak yang masih kecil, mendidiknya membutuhkan kesabaran karena harus terus mengulang-ulang konsep yang hendak ditanamkan. Namun begitu konsep tersebut sudah masuk, maka ia akan tertancap dengan kuat di sana, sulit hilang seperti ukiran di atas batu.

Selasa, 18 September 2012

Menanti Kehadirannya Gerimis Senja



Menyelami ketelitian senja di pelabuhan, tak ubahnya seperti siang dan malam yang terus berganti. Ini sudah hari yang ke 1.460, dan aku masih saja setia mengunjungi dermaga ini tepat saat bukit pasir di sana mulai tertutup kabut.

Senin, 10 September 2012

Politik Pertanian Islam



Politik? Emang gue pikirin?, Politik itu siasat kotor. Begitulah komentar sebagian orang ketika ditanya mengenai politik. Kalimat yang bernada apatis itu rupanya hampir melanda pemuda-pemuda kita ditengah krisis pemikiran saat ini. Barangkali kalau mau iseng ngepoin (ehm) profile facebook teman-teman tentang “politic view”nya isinya hampir sama; tidak peduli.

Mus'ab Bin Umair; Duta Pertama Islam

Mush'ab bin Umair salah seorang diantara para sahabat Nabi. Ia seorang remaja Quraisy terkemuka, gagah dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan.  Para ahli sejarah melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum."

Rabu, 15 Agustus 2012

Khilafah Islamiyah Menyatukan Perbedaan

Idhul Fitri memang tinggal menghitung hari, tapi umat muslim merasa was-was menghadapi perbedaan. Sebagaimana penetapan 1 Ramadhan tahun ini, penetapan 1 syawal pun diprediksi akan banyak kontroversi. Alih-alih kontroversi itu datang dari 2 ‘bendera’, lebih dari itu seringkali satu keluarga dibuat tegang lantaran harus berlebaran dihari yang tidak sama.

Minggu, 12 Agustus 2012

Isnaini Fitriana, 2012



17.40, 14 Desember 2001

Senja masih beradu pandang denganku sore itu, ketika tangisanmu pertama kali menggugah kebahagiaan ayah entah untuk yang keberapa kalinya. Waktu berbuka memang waktu yang sangat indah, seindah menunggu kelahiranmu sepuluh tahun yang lalu, 14 Desember 2001. Di mata kecilku aku melihat begitu luar biasanya tangis haru ibu, meskipun saat itu ia tak dapat menolak rasa sakit.

Jumat, 03 Agustus 2012

Extraordinary Girl


Di belantara lautan, seekor kerang tengah berteriak menahan rasa sakit dari sebutir pasir yang masuk ke tubuhnya. Katanya  “bunda.. bunda.. sakit sekali”. Sepertinya kerang malang itu sudah hampir putus asa. Tetapi sang bunda teruuus saja menguatkan.”Nak.. sabar, tahanlah rasa sakitmu. Tidak semua kerang mengalami rasa sakit sepertimu. Rasa sakit inilah yang akan membuatmu istimewa” Kejadian itu terus berlangsung selama berbulan–bulan. Hebatnya meski dengan meraung-raung kesakitan, sang kerang kecil terus bertahan.

Selasa, 31 Juli 2012

Ibu Buta yang Mempermalukanku


Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu.

Penerapan Syari'ah Islam Selamatkan Remaja dari Kenakalan dan Kriminalitas

Al-Islam edisi 617


Kasus pembunuhan di Bojong Gede, Depok, Jabar pada Rabu (18/7/2012) dini hari terhadap Jordan Raturomon (50) dan anaknya, Edward Raturomon (20) terungkap. Salah satu pelakunya adalah A, seorang remaja berusia 14 th. Kasus ini melengkapi empat kasus pembunuhan lain oleh remaja dalam tiga bulan terakhir.

Sabtu, 30 Juni 2012

Kemal Attaturk; Penghianat Utsmani Terkutuk



Mustafa Kemal Attaturk

Dalam sejarah dunia dia dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat sejarah dalam s...udut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus pecundang.

Jumat, 29 Juni 2012

Catatan untuk Pelukis Wajah Dunia

Ribuan kali bumi mengelilingi matahari,
puluhan ribu kali bulan mengitari bumi.
Dalam masa itu terlahir orang2 yang berkali2 mengubah wajah dunia.
Dalam masa itu pula lahir orang2 yang tak pernah berbuat apapun,
hingga saat mereka dikubur di perut bumi.
Banyak, jumlah mereka banyak, bahkan terlalu banyak.
Namun, sejarah tak pernah menitikkan setetes tinta pun
untuk menulisakan apa yang mereka lakukan.
Sepertinya keberadaan mereka sama dengan tidak adanya.
Ada, namun tak ada artinya.
Bumi akan menjadi saksi atas apa yang kita lakukan.
Ada pejuang, ada pecundang. Pilihan ada di tangan kita.

Ilalang Senja



Senja tengah bertasbih sore itu disela-sela kaki langit yang akan terbelah. Warna keemasan  telah cukup sebagai penawar hari-hariku yang tak pernah sepi dari ujian Allah. Seinchi demi seinchi hingga matahari seutuhnya terbenam seolah mewasiatkan pesan penting bagiku, ia selalu berbicara kepadaku tentang kesabaran melalui pagi, siang hingga sore. Tak ayal lagi, detik demi detik sang senja sangat berharga buatku yang kelelahan.

Senin, 25 Juni 2012

Oh My God: GMO vs Islam


Horeeee.. Masih bersama saya lagi di channel yang sama. Sekilas info pemirsa, saat ini saya lagi merem melek ngeliat materi bioteknologi pertanian. Coba aja hari ini nggak ada ujian, bawaannya maleeez mau buka materi.. (jangan dicontoh pemirsa). Sambil merem melek, saya sedikit banyak bisa nangkep materi dalam wujud ppt yang panjangnya hingga 200-an slide kalau digabungin jadi satu. Waghzzz..

Minggu, 24 Juni 2012

Agar Ramadhan Tidak Sia-Sia


DARI DAPUR HATI UMIRA
Assalamu’alaikum sob..

Yak, finally tulisan ini jadi juga. Perlu diketahui pemirsa, saya nulis artikel singkat ini harus dengan batingan. Bantingan nahan ngantuk, bantingan karena ide nggak keluar-keluar (douuuh lebai amat!!). Maklum, lama nggak dapet amanah nulis. Buletin Metanoik yang biasa ‘mbengoki’ saya buat nulis, sekarang udah pindah tayang (berarti saya pesanan ya?). hehe..

Sabtu, 26 Mei 2012

Kapitalis itu Jahat


Fiuh.. cape banget euy, sabtu harus ngampus buat responsi. Bayangin sob, responsi cuma 30 menit sementara perjalanan gw pulang balik butuh waktu hampir 2 jam. Tapi nggak apa2 kok, gw mau jadi Imam Bukhari yang mengorbankan dirinya berjalan ribuan mil buat menuntut ilmu, dan gw belum ada apa2nya dibandingkan beliau.

Jumat, 27 April 2012

Pendidikan Salah Gaul


Sob, lagi-lagi dunia pendidikan digegerkan oleh maraknya aksi genk motor yang terjadi di Jakarta. Nampaknya aksi-aksi genk motor semacam itu lebih brutal dibandingkan aksinya Iko Uwais saat menangkap gembong narkotika dalam Film terbarunya. Kalo Iko cs aja merelakan dirinya menghadapi bahaya demi menjalankan misi kepahlawanannya, tapi genk motor ini justru membabat habis warga yang tak berdosa sekalipun. 

Minggu, 22 April 2012

Khilafah, Habis Gelap Terbitlah Terang


Bulan Maret 2012 ini genap satu abad peringatan International Womens Day yang diperingati di seluruh dunia. Berbagai macam acara digelar, dari perempuan Barat hingga perempuan Timur, mulai diskusi meja hingga seminar. Tema yang diusung sama; membicarakan hak-hak perempuan bahkan tak sedikit yang menuntutnya. Bulan berikutnya, secara serentak Indonesia memperingati hari Kartini. Tak jarang momen-momen semacam itu dimanfaatkan oleh para pegiat gender untuk menghembuskan kembali legalisasi ide-ide liberal mereka terkait kesetaraan perempuan. Seolah mereka membuat cerita sendiri untuk membenarkan ide-ide itu.

Jika dicermati, ide kesetaraan gender ini bertolak dari jaman jahiliyah. Dimana banyak terjadi diskriminasi terhadap perempuan, salah satunya pembunuhan terhadap anak-anak dan bayi-bayi perempuan dengan alasan seperti persoalan kemelaratan yang membuat mereka tak mampu memberikan nafkah hingga rasa malu. Semua itu menunjukkan rendahnya tingkat intelektualitas dan kebobrokan moral ketika itu (Mubin, 2008).

Sedemikian bodohnya tradisi masyarakat jahiliyah sebelum islam diturunkan. Hingga datang Muhammad yang membawa perubahan revolusioner bagi masyarakat dengan menegakkan sistem dan tata peradaban yang jauh lebih baik. Islam melalui dakwah transnasional berhasil menggulingkan berbagai tradisi dan sistem yang berkembang di tengah masyarakat serta menggantinya dengan tatanan kehidupan yang menunjukkan tingginya tingkat intelektualitas, moral, serta keberadaan harkat dan martabat perempuan.

Namun, dinamika masyarakat jahiliyah yang terjadi sebelum kedatangan islam ternyata masih terwariskan kepada generasi-generasi abad 21 ini. Terlebih peradaban islam yang memuliakan perempuan telah runtuh dan beragama diposisikan sebagai urusan pribadi setiap orang. Lagi-lagi perempuan menjadi pihak yang tersubordinasi, sehingga keberadaannya nyaris tidak mendapatkan tempat yang layak. 

Ditambah lagi, beberapa agama dan budaya mendeskriminasi perempuan. Keberadaan perempuan pada masa kerajaan-kerajaan tak lain hanyalah sebagai permaisuri yang fungsi utamanya adalah menjadi pelayan bagi sang raja dalam segala, hal baik logistik maupun seksualitas. Bahkan acapkali kaum perempuan menjadi umpan untuk memperoleh kekuasaan. Kebanyakan perempuan hanya ditempatkan sebagai dayang-dayang istana,  perempuan tidak pantas menduduki kursi kepemimpinan.

Dalam ajaran Hindu, seperti dikutip dari Nazhat Afza Khurshyd Ahmad, ia menjelaskan tentang niyog yang dalam agama tersebut, niyog merupakan bagian dari penghinaan atas perempuan. Dalam doktrin niyog, dijelaskan bahwa jika tidak ada kaum laki-laki, maka kaum perempuan akan tercemar dan akan bebas dipermainkan oleh laki-laki asing dan akan melahirkan anak-anak yang tidak berbapak (Mubin, 2008).

Perjalanan sejarah kerajaan dan juga sejarah umat manusia secara langsung telah menciptakan sistem patriarkat yang mencirikan adanya pola hubungan yang menomorsatukan laki-laki atas kaum perempuan. Lalu benarkah dengan membuat kedudukan laki-laki dan perempuan setara di kancah publik akan mengangkat bargaining position perempuan yang selama ini dipandang sebagai makhluk kelas dua yang harus berlindung di bawah ketiak suami? 

Bermula dari perjalanan sejarah itu lahirlah kaum feminis penjajah yang berusaha untuk melepaskan diri dari ketidakadilan terhadap perempuan. Perempuan disetarakan posisinya dengan laki-laki. Dengan berbagai jargon diantaranya “kartini masa kini”, “perempuan tidak produktif, rawan KDRT”, “keadilan dan kesetaraan gender” dan lain-lain, mereka berhasil menanamkan pemikiran-pemikiran tentang kesetaraan gender yang dipandang akan membuat perempuan menyadari keberadaan dan eksistensi dirinya. Program PEP (Pemberdayaan Ekonomi Perempuan) merupakan salah satu produk yang mereka anggap cukup relevan untuk mengangkat harga diri perempuan.
Beberapa asumsi yang gencar ditanamkan dalam rangka memuluskan langkah-langkah penjajah antara lain (Anonim, 2010):

Pertama, produktivitas diukur secara materi. Perempuan yang tidak memiliki pendapatan dianggap tidak produktif dan tidak memberikan andil pada kesejahteraan negara. Menurut asumsi ini, menjadi ibu rumah tangga biasa merupakan hal yang tercela karena tidak mampu menghasilkan uang. Sebaliknya, wanita karier dianggap lebih mulia. Dari sini timbulah eksploitasi besar-besaran terhadap perempuan. Perempuan dipaksa bekerja di luar ranah domestik. Banyak perempuan rela menjadi buruh migran dengan konsekuensi harus meninggalkan anak suami demi mendapatkan rupiah di negri orang, yang pada akhirnya banyak kasus TKW pulang berbadan dua, pulang dengan kondisi cacat, bahkan pulang tinggal jasad.

Atas nama produktivitas, perempuan dianggap mesin pencetak uang. Perempuan dinilai berharga sesuai dengan materi yang dia hasilkan. Kapitalisme memandang perempuan seperti barang yang dapat diperjualbelikan, karena itulah kecantikan perempuan seringkali digunakan promosi berbagai produk iklan sekalipun produk tersebut tidak ada kaitannya dengan perempuan.

Yang paling mengerikan adalah imbas dari propaganda tersebut. Tingginya angka perceraian, kriminalitas yang dilakukan anak-anak dan remaja, perselingkuhan, anak putus sekolah, aborsi, dan lain-lain merupakan dampak nyata dari diterapkannya asumsi-asumsi menyesatkan semacam itu.

Kedua, atas nama Kartini masa kini, perempuan diberikan porsi untuk menduduki kursi kekuasaan dan pengambil kebijakan, yang sudah jelas diharamkan dalam islam. Faktanya, 50 persen kursi kementrian diduduki oleh kaum perempuan. Pejabat setingkat regional hingga pusat dipimpin oleh perempuan. Perjuangan kesetaraan gender seperti terbatas hanya untuk meraih kuota parlemen. Pegiat gender melalui lembaga-lembaga dunianya berupaya terus menerus menekan negeri-negeri islam untuk meningkatkan partisipasi perempuan di parlemen (Sa’adah, 2012). 

Mereka seolah menutup mata bahwa upaya tersebut sejatinya tidak akan menyelesaikan persoalan. Afghanistan, Irak, Pakistan dan Sudan telah memberikan kuota yang besar di parlemen bagi perempuan, lebih besar daripada sejumlah negara-negara di Barat. Bangladesh, Pakistan, Indonesia dan Turki pernah memiliki presiden dan perdana mentri perempuan. Banyak pula negeri-negeri Islam yang sudah melegalisasikan hukum dan hak-hak politik ekonomi dan pendidikan perempuan. Namun semua itu telah gagal dalam memperbaiki kualitas hidup perempuan di negeri-negeri muslim (termasuk Indonesia). Apa yang telah dilegalisasi ternyata tidak banyak berarti di bawah sistem politik yang korup dan sistem ekonomi yang tidak berfungsi (Sa’adah, 2012).

Sesungguhnya persoalan hak-hak perempuan telah dijelaskan secara rinci dalam nash-nash, baik alqur’an, hadist dan ijma sahabat. Adakalanya Allah SWT memberikan aturan yang sama kepada laki-laki dan perempuan. Sebagai hamba Allah, keduanya dipandang dari sisi insaniyahnya yang memiliki potensi dan akal yang sama, keduanya wajib menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua, menegakkan shalat, membayar zakat, bershaum, berhaji, mengemban dakwah, dan lain-lain.
Namun, adakalanya pula Allah memberikan aturan yang berbeda manakala dipandang dari sisi tabiat keduanya memang berbeda sebagai laki-laki dan perempuan, baik berkaitan dengan fungsi, kedudukan, meupun posisi masing-masing dalam masyarakat. Allah telah membebankan kewajiban mencari nafkah dan melindungi keluarga kepada laki-laki, misalnya. 

Sebaliknya, Allah telah telah menjadikan tugas pokok perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (Ummun wa rabbah al-bayt). Sebagai ibu, dia wajib merawat, mengasuh, mendidik dan memelihara anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang mulia di hadapan Allah. Sebagai pengatur rumah tangga perempuan berperan mengatur, membina, dan menyelesaikan urusan rumah tangganya sekaligus menjadi mitra bagi laki-laki bukan malah menjadi pesaing.

Islam juga membuka membuka ruang bagi perempuan untuk masuk di ranah umum, berkiprah dalam aktivitas yang dibolehkan seperti berjual beli, menjadi pedagang bahkan qadhi seperti yang dilakukan oleh khalifah Umar ra. pada saat mengangkat Syifa’ binti Sulaiman sebagai qadhi hisbah (salah satu jenis hakim dalam islam). Demikian pula aktivitas yang diwajibkan syari’ah seperti menuntut ilmu, berdakwah, dan mengoreksi penguasa. Namun demikian, islam tetap memerintahkan perempuan untuk menggunakan pakaian syar’i (jilbab dan kerudung), melarang bertabarruj, memerintahkan laki-laki dan perempuan menjaga pandangan, melarang berkhalwat, serta memerintahkan kaum perempuan yang hendak berpergian jauh untuk disertai mahramnya. Dengan aturan-aturan ini, kehormatan keduanya akan selalu terjaga dan terhindar dari tindak kejahatan seksual sebagaimana kerap terjadi dalam masyarakat kapitalis saat ini.

Sesungguhnya perempuan di dunia saat ini tengah merindukan cahaya terang ditengah lorong kegelapan. Perempuan membutuhkan payung khilafah sebagai satu-satunya institusi yang akan menerapkan seluruh peraturan-peraturan al-Qur’an. Umat islam, termasuk perempuan, di bawah naungan-khilafah benar-benar bisa merasakan kehidupan yang mulia. Mereka diselimuti perasaan aman dan nyaman serta diwarnai kewajaran dan keadilan, sebab sistem ini menerapkan keadilan menurut perspektif syara’ sebagai dzat yang paling mengerti makhluk ciptaanNya.

Hanya sistem khilafah yang melindungi kemuliaan perempuan. Betapa cerita di masa Khalifah Al- Mu’tashim Billah menunjukkan jaminan perlindungan ini. Hanya karena teriakan seorang muslimah di pasar yang karena pelecehan seorang Romawi, khalifah mengerahkan ratusan ribu pasukannya dan memimpin sendiri pengepungan kota tersebut, hingga akhirnya Romawi takluk ke dalam wilayah islam.

Oleh karena itu, umat muslim yang menolak dan tidak ikut ambil bagian dalam penerapan syari’ah islam dalam payung daulah islam, maka dapat dipastikan orang tersebut telah dibutakan oleh hawa nafsunya sendiri, jika tidak ingin dikatakan sebagai budak dari musuh Allah.

Wallahua’lam.

Anonim. 2010. Islam, Mengentaskan Kemiskinan Keluarga dan Bangsa. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia.
Mubin, Nurul. 2008. Semesta Keajaiban Wanita. DIVA Press, Yogyakarta.
Sa'adah, Zidniy. 2012. Perempuan Tertindas Dibawah Rezim Sekuler. Tabloid Al-Wai’e edisi April 2012.



Minggu, 08 April 2012

UAN? No More Galau*


“Mendengar kata satu ini seperti dunia mau kiamat. Lha pie to?, nasib tiga tahun hanya ditentukan selama 4 hari buat SMP dan 5 hari buat temen-temen SMA”. 

Begitu cuplikan kata Ipang seorang siswi bantul beberapa hari menjelang Ujian Nasional. Nggak salah juga sih kata-kata anak berkerudung dengan warna kulit sawo matang itu, pasalnya Ujian seperti telah menjadi momok menakutkan bagi sebagian teman-teman. Tempat-tempat les penuh bahkan hingga ada yang membuka kelas malam. Ritme belajar naik, padahal sebelum ujian ogah-ogahan. Belum lagi tuntutan sebagian orangtua yang mematok anaknya harus di SMA favorit atau perguruan tinggi negri. Walhasil muncullah wabah galau berjamaah.

Gimana denganmu sob? Mau termasuk golongan yang mana kamu? Yang ikut-ikutan ribut atau jangan-jangan malah nggak peduli sama sekali karena mengandalkan bocoran, yang ini jangan dong ya.. Oke sob, tulisan ini sedikit menemani hari-harimu yang lagi dilanda ‘kegelapan’ (hehe, sengaja bikin kata ekstrim).

Sob, anggapan kalo ujian adalah masa kegelapan nggak salah-salah amat kok. Semua orang yang pernah hidup di dunia ini pasti akan menghadapi ujian seperti yang kamu hadapi sekarang. Cuma waktu dan pelaksanaannya aja yang agak beda dan masing-masing orang bentuk ujiannya juga nggak sama. 

Ada banyak ujian di dunia ini, bagi seorang anak ujiannya adalah bagaimana menjadi anak shalih/shalihah. Bagi seorang bapak ujiannya adalah bagaimana bisa ngasih makan anak istrinya termasuk menyekolahkan anak-anaknya dengan cara yang halal. Bagi seorang ibu ujiannya adalah bagaimana mendidik anak-anaknya. Semua itu adalah ujian. Dan ujian kamu sekarang adalah menghadapi segelintir soal dalam waktu kurang dari seminggu.

Sob, Ujian Nasional ini hanya sepetak kecil ujian kita di dunia, cz masih banyak ujian-ujian lain. Buat kamu yang kini duduk di bangku SMP, masuk SMA untuk mengalahkan beberapa temanmu itu juga ujian, MOS itu juga ujian, tiga tahun kedepan lagi–lagi ada Ujian Nasional. Buat kamu yang lagi duduk di bangku SMA, jangan menganggap ujian ini paling berat. Masih ada ujian untuk mendapatkan kursi perguruan tinggi dengan mengalahkan ribuan teman-teman lain. Saat kuliah banyak lagi ujian dengan bentuk yang udah beda lagi tentunya. Jadi Ujian Nasional ini hanyalah salah satu ujian kecil yang akan menentukan kualitasmu.

Meskipun cuma ujian kecil, bukan berarti boleh dianggap sebagai hal yang sepele. Semua ujian itu penting dan harus diselesaikan dengan maksimal. Itulah yang disebut Allah sebagai orang yang menang. Orang yang menang itu selalu menghadapi semua bentuk ujian dengan kesiapsiagaan. Mulai dari awal hingga akhir. 

Anggap saja Ujian Nasional ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Inget sob, nilai yang akan tercetak di lembar ijazahmu kelak bukan semata ditentukan oleh keberhasilan tanganmu menyilangkan jawaban. Tapi ada banyak faktor X yang menyertaimu, orang jawa bilang “wong bejo iku ngalahke wong pinter” (Orang beruntung itu mengalahkan orang pintar). Banyak orang pintar, nilainya pas TO aman-aman aja, eh ternyata nggak lulus. Lulus dengan nilai sangat memuaskan, eh ternyata nggak tembus SNMPTN. Tapi banyak juga yang nilainya TO nggak pernah lulus, eh nilainya bagus. Ada juga yang nggak lulus Ujian Nasional, eh lolos SNMPTN. Jadi, apa bisa dijamin keberhasilanmu cuma ditunjang dengan usahamu yang semalam suntuk?.

Faktor X yang sering tersembunyi itulah yang harus imbangi dengan usaha kita yang pol-polan. Ibaratkan kalo minta uang sama bokap, mintanya harus sopan nurutin apa mau beliau, dll. Nah begitu juga dengan Allah. Kalau mau lulus, ikuti apa mau Allah, mendekatkan diri kepada Allah dengan tahajud misal, shalat dhuha bisa, rajin tilawah, dll. Dan jangan lupa minta restu ortu. Biarpun cuma “pak buk, mohon dido’akan ya?”, do’a mereka tokcer sob. Catet ini!!

Kalau mau hasilmu maksimal dan menjadi orang yang menang, jangan nyontek apalagi beli jawaban. Okelah pengawas nggak tahu, tapi Allah tahu sob. Allah tahu saat kamu melingkari jawaban, mikir apa jawaban yang tepat, bahkan saat kamu punya keinginan buat ngintip jawaban teman. 

Gimana kalo nanti suatu saat Allah murka dan menghukummu dengan susah dapet kerja, susah dapetin sekolah idaman dan di akhirat siksanya lebih parah, nah loh! Padahal semua yang kita lakukan apapun itu akan dimintai peranggungjawabannya dihadapan Allah. Termasuk Ujianmu yang satu ini. Kalau mau berhasil dan diridhai oleh Allah jangan sekali-kali nyontek. Dijamin, sampe tua nanti kamu pasti punya kepuasan tersendiri karena berhasil dengan usahamu sendiri dan ridha Allah tentunya.

Kalau nanti Ujian Nasional udah kelar, lalu apa yang harus dilakukan? Yang pasti kita nggak boleh hura-hura, keliling kota, nyoret-nyoret tembok bahkan sampe pesta esek-esek. Na’udzubillah. Ujian yang lainnya masih menunggu sob. Harusnya kita tetap istiqomah pada jalan kita di awal. Nggak lucu kan, kita taat kalo ada maunya. Tiba-tiba menuh-menuhin masjid, giliran Ujian Nasional selesai masjidnya sepi lagi.

Buat yang nggak lulus gimana? (bukannya mendo’akan lho..), sedih boleh, tapi jangan putus asa sampai bunuh diri, ngurung di kamar, nggak mau makan, dll. Masih ada nafas untuk hari esok. Kamu masih punya kesempatan buat memperbaikinya. Hasilmu jelek itu bukan hukuman buatmu, bukan berarti kutukan juga. Itu hanya cambukan kecil agar kamu lebih giat lagi. Lebih kenceng belajarnya, lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Yakin deh usaha dan do’a itu berbanding lurus dengan hasil. Semakin kenceng kamu berusaha dan berdo’a, makin kenceng juga keinginanmu tercapai. Dan inget, apapun usahamu, berapapun nilai yang kamu dapatkan, semua akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. 

Oke sob, mungkin itu sedikit kata-kata yang bisa menghilangkan stressmu. Kalo masih kurang, boleh hubungi CP di bawah ini biar kita bisa menjadikanmu menang sesuai yang kamu harapkan. UAN? No More “galau”

*ditulis untuk Buletin Remaja Metanoik edisi khusus
 

Senin, 27 Februari 2012

Road to Rome, Be the Next Al-Fatih!!! #2


“Taklukkan negeri mana saja yang kalian inginkan,
karena demi Dzat yang Abu Hurairah berada di tanganNya,
tidaklah kalian menaklukkan salah satu kota hingga hari kiamat, melainkan Allah telah memberikan kunci-kunci-Nya kepada Muhammad SAW sebelum itu”
(Abu Hurairah ra.)

Italia mampu bernafas lega setelah terlepas dari ancaman datangnya pasukan kaum muslim yang dipimpin oleh Sulthan Mehmed II. Selama 3 hari berturut-turut meriam dan lonceng-lonceng gereja dibunyikan, pesta digelar dimana-mana, kematian Mehmed II dirayakan secara besar-besaran, mereka bersuka cita hanya dengan kematian satu orang kaum muslim. Itu tak lain karena Mehmed II adalah ‘singa’ yang paling ditakuti di dunia Barat. Bahkan lelaki inilah yang diklaim sebagai “Musuh paling berbahaya yang pernah dihadapi”. Klaim tersebut hanya sebatas gambaran bagaimana selama 30 tahun  secara kontinyu Mehmed II melakukan pembebasan Konstantinopel dan menyapu hampir seluruh dataran Eropa terutama Roma. Seolah Mehmed belum puas sampai Roma yang dijanjikan itu takluk dalam pelukan Islam.
Namun bagi Utsmani, kematian Mehmed bagaikan pukulan telak. Dunia Islam kehilangan seorang penguasa yang ‘buas’ seperti singa ketika siang dan pemalu seperti gadis pingitan ketika malam. Seorang ksatria yang telah mewakafkan hidupnya untuk jihad tanpa lelah. Ia mampu menggetarkan kaum Barat dan membuat mereka bertekuk lutut kepada Islam, menjadi perantara turunnya hidayah ribuan orang dalam waktu yang singkat. Mehmed II tidak hanya cerdas dalam hal peperangan, ia adalah Gubernur adil yang mahir dalam hal administrasi.
Mehmed II adalah salah satu figur yang tepat untuk dijadikan teladan ditengah krisis identitas pemuda dan kepemimpinan muslim abad ini. Keberhasilannya menaklukkan Eropa telah mempersembahkan sumbangsih yang sangat besar untuk peradaban Islam. Kecerdasan strateginya membuat orang-orang Eropa menganga. Ribuan literatur mengabadikan kisahnya dengan tinta emas dalam sekumpulan kisah sejarah peradaban yang agung. Namanya disebut-sebut di atas mimbar sebagai seorang panglima terbaik yang telah diramalkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Ia membuktikan janji Allah melalui Rasulullah tunai di tangannya.
Prestasi Al-Fatih dalam setiap penaklukkannya ini tak lain merupakan manifestasi yang sangat besar dari darah mudanya yang tengah bergejolak. Bayangkan saja, usianya baru 21 tahun lewat 2 bulan ketika memimpin peperangan. Di usia yang masih sangat muda itu pula ia menjadi Gubernur Ibu Kota.
Menjadi pertanyaan besar bagi kita, bagaimana bisa diusia yang sama, agama yang sama meski dengan rentang waktu yang berbeda kondisinya sangat berkebalikan. Kemenangan demi kemenangan pengepungan selalu diperoleh Al-Fatih dalam usianya yang sangat muda. Sementara saat ini jika mampu memetakan, keadaan pemuda tengah terpojok oleh beberapa sudut permasalahan.
Gaya hidup yang hedonis dan permissif telah menjelma menjadi agama baru dan membuat pemuda kehilangan jawaban atas siapa dirinya. Tidak aneh jika begitu mendengar kata pemuda, yang terbayang adalah narkoba, pornografi, AIDS, aborsi, tawuran, prostitusi, kriminalitas, genster, hura-hura, seks bebas, dan gaul bebas atas nama modernitas. Sedikit fakta saja, di pelosok kabupaten pinggiran yang letaknya sangat jauh dari kota, beberapa waktu ini digemparkan oleh kasus hamilnya pelajar SMK berjamaah (sekelas). Menurut penuturan siswa sekitar (yang tidak ikut terlibat), siswa-siswi ini melakukan hubungan layaknya suami istri saat praktik kerja lapangan. Kontan hal ini membuat guru-guru kejang bukan kepalang.
Ini sedikit fakta yang terjadi di desa, lalu bagaimana yang di kota? Tentu jauh lebih parah lagi. Data statistik tampaknya sudah tidak begitu sensitif untuk menghitung kerusakan pemuda karena saking parahnya. Iming-iming menjadi Idol dan kaya raya dalam waktu yang singkat mendorong pemuda berlomba-lomba untuk show up kemampuannya yang sebenarnya tidak seberapa.
Percaya atau tidak, bibit kehancuran tengah bersemi, inilah fakta nyata yang telah meledak di masyarakat. Kita tentu tidak boleh mencukupkan diri sekedar mengelus dada atau mengatakan “Astaghfirullah... untung banget bukan gue”. Seharusnya sebagai pemuda kita merasa risih menghadapi realitas ini. Sekulerisme, paham yang bermula dari pemisahan aturan gereja/religiusitas dengan negara/kehidupan, dapat menggilas siapapun tanpa permisi. Termasuk yang mengatakan “untung bukan gue”. 
 Jika dirunut lebih lanjut, pendidikan menjadi faktor yang sangat berpengaruh yang sangat signifikan, baik pendidikan skala keluarga maupun sekolah. Pendidikan seseorang pertama kali diperoleh dalam keluarga, menurut Tika Bisono, mayoritas keluarga Indonesia masih menerapkan pola komunikasi satu arah dalam pendidikan seorang anak. Masih sangat jarang orang tua yang menerapkan pola komunikasi dua arah antara ibu atau ayah dengan anak. Implikasi dari realitas ini, orangtua tidak mampu mengontrol emosi anak, anak menjadi broken home sehingga sering terjadi pertentangan antara anak dan orang tua. Bagi orangtua ini, asal anak bisa makan dan sekolah maka sudah cukup. Bahkan tak jarang orangtua yang tidak begitu peduli dengan anak-anakunya. Maka wajar jika kemudian banyak bermunculan Arumi Bachsin dimana-mana, anak durhaka dan melawan keinginan orangtuanya dan menganggap orangtua kolot atau biang masalah.
Kedua, pola kurikulum yang dikembangkan di sekolah. Pendidikan Agama Islam hanya diberikan 3 jam pelajaran dengan konten materi yang tidak mampu membangun kepribadian anak. Padahal Pendidikan Agama Islam yang notabene menjadi tuntunan selain diajarkan dirumah juga diharapkan mampu membentuk aqidah dan syakhsiyah (kepribadian) seorang anak. Sudah begitu materinya hanya diulang-ulang pula.
Tidak usah jauh-jauh, semua telah terangkum dalam sistem pendidikan islam. Islam mengajarkan pola komunikasi dua arah antara orangtua dan anaknya. Tentu masih ingat kisah Ibrahim yang mendapat ilham untuk mengorbankan Ismail bukan? Sungguh inilah figur orangtua yang tidak ada di zaman sekuler. Sebelum membunuh Ismail, dengan sangat bersahaja Ibrahim mengajak Ismail berdiskusi dengan menanyakan “Apa pendapatmu nak?”.
Pendidikan dalam Islam mengajarkan aqidah Islam sebagai pelajaran paling dasar sebelum menerima ilmu-ilmu yang lainnya. Hal ini dikarenakan aqidah menjadi patokan utama ketika seseorang berpikir maupun bertingkah laku. Kurikulum pendidikan semacam ini akan menghasilkan output yang sangat cemerlang. Generasi yang berkepribadian Al-Qur’an, generasi yang mampu memjadi pemimpin bagi diri dan lingkungannya.
Sungguh sangat banyak produk pendidikan islam, Muhammad Al-Fatih adalah salah satu contohnya . Ambisi Murad II untuk menekuk lutut Byzantium ia tularkan kepada Mehmed II. Ia kemudia dididik oleh kedua ulama yang menjadi gurunya yakni Syaikh Aaq Syamsuddin dan Syaikh Ahmad Al Kurani. Kedua ulama ini awalnya menanamkan aqidah hingga syakhsiyah mengakar kuat di dalam diri Mehmed. Bahkan Mehmed tidak pernah sekali pun meninggalkan shalat rawatib dan tahajjud di sepertiga terakhir malamnya.
Mereka pula yang menanamkan keyakinan akan pertolongan Allah dan bahwa Mehmed lah panglima terbaik yang telah dijanjikan. Ulama ini juga selalu mengingatkan kepada Mehmed II bahwa tawakal kepada Allah adalah modal utama seorang pemimpin, bahwa semua kemenangan adalah datang dari Allah, bukan dari apapun selain itu, tidak berbangga dan berpuas diri atas kemenangan melainkan tawadhu’, dan kekalahan sebagai kurangnya ketaatan dalam usaha. Hasil dari pendidikan ini sungguh sangat jelas, Mehmed menguasai 7 bahasa di usia yang ke 23 tahun, terlibat dalam pemerintahan di Amasya ketika berumur 10 tahun. Dapat kita lihat sesok 10 tahun yang memiliki kearifan yang jauh dari usia sebayanya dari pendidikan Islam ini.
Sabda Rasulullah;
“Telah datang suatu masa kenabian, atas kehendak Allah. Kemudian masa tersebut berakhir juga atas kehendak Allah. Setelah itu, akan datang masa khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian, atas kehendak Allah. Dan masa tersebut akan berakhir, juga atas kehendak Allah. Lalu, akan datang masa kekuasaan (islam) yang didalamnya terdapat banyak kedzaliman (mulkan ‘adlon), atas kehendak Allah. Kemudian, akan datang zamannya diktator (mulkan jabriyyan) atas kehendak Allah. Dan masa itu pun akan berakhir dengan kehendak Allah. kemudian (terakhir), akan tampil kembali masa khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. Lalu beliau (Rasululah) diam.”(HR. Ahmad dan Bazzar)
Sabda rasul di atas memberikan kepastian kepada kita bahwa Islam akan kembali berjaya untuk mengatur semua lini kehidupan. Ini adalah janji Allah, dan Allah tidak pernah bermain-main dengan janjiNya.
Masa kenabian telah berakhir semenjak rasulullah wafat. Setelah rasul wafat, digantikan oleh para khulafa’ur rasyidin; yakni Abu Bakar, Umar Bin Abdul Aziz, Utsman Bin Affan, dan terakhir Ali Bin Abi Thalib. Kemudian masa tersebut berakhir, digantikan oleh masa kejayaan Islam dalam kurun waktu 14 abad yakni masa kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Bani Utsmaniyyah yang banyak kedzaliman. Sebelum khilafah runtuh, banyak sekali fitnah bermunculan. Seperti munculnya aliran Mu’tazilah, Jabbariyah, Ahlussunnah wal Jamaah dll. Semua dilakukan untuk melengserkan kekuasaan di muka bumi. Lalu dengan kehendak Allah masa itu berakhir digantikan oleh masa diktator (sekarang ini). dan masa itu berakhir atas kehendak Allah, dan akan tegak kembali khilafah ‘ala min hajinnubuwah untuk yang kedua kalinya.
Sesungguhnya tegaknya kembali khilafah untuk yang kedua kalinya adalah suatu keniscayaan, dan bukanlah utopia. Kota Roma (yang ditinggalkan Al Fatih) akan takluk dibawah kekhilafahan ini. Sungguh Rasulullah, melalui perawinya yang agung, 14 abad yang lalu telah memberi kita peringatan (sesuai hadist beliau) yang pada waktu ini telah kita buktikan dengan alur sejarah yang mulia.
Kota Konstantinopel telah dibebaskan oleh pejuang besar kaum muslimin, Muhammad Al-Fatih. Dan sekarang tinggal kota Roma Ibu kota Vatikan, sentral Kristen dunia. Kota itu, Insya Allah akan kita bebaskan dalam waktu dekat ini. Roma telah menunggu kerja keras kita, pemuda shalih/shalihah, sebagaimana kerja kerasnya Al-Fatih. Roma akan dibebsakan jika khilafah rasyidah tegak kembali. Tegaknya khilafah hanya tinggal menunggu waktu kapan Allah berkehendak, sungguh, Allah tidak pernah bermain-main dengan janjiNya.
Di tangan pemuda-lah Roma akan takluk, ditangan kita, bukan yang lain. Ummat menati kita, Al-Fatih the Next...

#Back Sound yang menggelora menabuh semangat penulis, mengiringi penulisan Ajakan singkat ini, thank’s to:
1.      Hans Zimer - At Wit’s End
2.      Hans Zimer - One Day
3.      Hans Zimer – Drink Up Me Hearties
4.      Harry Han – Pirates of the Caribean Soundtrack

Kamis, 16 Februari 2012

Road to Rome, Be the Next Al-Fatih! #1


 “Ya rasul, kota manakah yang akan ditundukkan terlebih dahulu? kota Konstantinopel ataukah Kota Roma?"
"Kotanya Heraclius (Konstantinopel) akan ditundukkan terlebih dahulu"
(HR. Ahmad)

Sulthan Mehmed II, Al-Fatih
Musim dingin tengah menyergap Edirne saat Sulthan Mehmed II berhadapan dengan peta kekaisaran Byzantium. Awal tahun 1453, hujan salju telah lama membekukan tekadnya untuk  tidak mengundurkan diri dari pengepungan Konstantinopel. Keyakinan dirinya sebagai penglima terbaik yang diramalkan rasulullah, membawa pengaruh yang sangat besar. Proyeksi bahwa dirinyalah penakluk Konstantinopel sebagaimana telah ditanamkan oleh Syekh Aaq Syamsuddin dan Syekh Ahmad Al-Kurani sejak kecil, membawa inspirasi yang tak terbatas serta motivasi yang tak terbendung. Ia menguras seluruh tenaganya demi merancang strategi terbaik untuk pengepungan. Dengan strategi inilah Konstantinopel kelak akan takluk dibawah komandonya. 

Konstantinopel bukan sembarang kota. Ia didirikan ribuan tahun yang lalu oleh pahlawan legendaris Yunanni; Byzas dan diberi nama Byzantium sesuai dengan namanya. Pada tahun 324, kaisar konstantine memindahkan ibukota Romawi Timur ke kota ini dan sejak saat itu namanya diubah menjadi Konstantinopel dan negaranya disebut Byzantium. Sebagai satu-satunya pewaris imperium Romawi, Konstantinopel memiliki semua teknologi perang dan kejayaan militer sistem Romawi yang sempat memimpin dunia. Wilayah lautnya sangat luas dan armada lautnya menjadi yang terbaik pada masanya. Konstantinopel sendiri sering disebut ‘New Rome’ dan dengan sendirinya menjadi kota dengan aktivitas dagang terpadat dengan populasi mencapai 500.000 orang.

Sebagai ibukota imperium terbesar masa itu, Konstantinopel dihuni oleh beberapa etnis yang didominasi oleh etnis Yunani. Kaisar Konstantine menjadikan Konstantinopel sebagagai “Kota yang paling diinginkan seluruh dunia” dengan memperkeras seluruh jalan kota dengan batu porifri dan gedung-gedung marmer di sebelah kanan-kirinya. Tiang-tiang dan alun-alun disediakan di setiap sudut kota lengkap dengan taman-taman dan monumen-monumen kemenangan. Terdapat Hippodrome yang dapat menampung ratusan ribu orang untuk menyaksikan pacuan kuda. Kota ini juga penuh dengan barang-barang berharga dari seluruh dunia yang terkumpul sebagai hadiah rampasan perang seperti kuda tembaga Alexander, Emas, dan Perak yang berlimpah dan uang pajak dari negara-negara jajahan (Siauw, 2011).

Konstantinopel merupakan kota yang kental dengan nuansa religiusnya. Agama mengakar kuat di dalam tubuh masyarakat. Setiap monumen religius dihiasi dengan emas dan batu permata, disini juga disimpan kepala Yohanes pembabtis yesus dan Mahkota duri yang kabarnya dipakai Yesus ketika disalib. Para rahib dan pastor merupakan profesi yang sangat dihormati, perayaan kristen dilaksanakan dengan megah dan setiap penduduk sangat mempercayai bahwa kota mereka dilindungi oleh tuhan mereka, terutama bunda Maria yang menjadi penjaga suci kota. 

Kaisar Byzantium sendiri dianggap sebagai wakil Yesus di dunia dan kotanya dibangun seolah menyerupai surga dengan katedral dan gereja yang jumlahnya lebih banyak daripada hari dalam satu tahun, dan tentu saja yang paling mewah adalah gereja Hagia Sophia “Holy Wisdom Church” (Siauw, 2011). Tak satupun bangunan yang menandingi luas dan tinggi kubahnya pada waktu itu. Di dalamnya, emas bertahtakan permata membanjiri dinding gereja, ratusan lukisan mozaik dan hasil seni lainnya menambah keindahan bangunan ini dan membuat orang di dalamnya bagaikan dihujani bintang-bintang.

Di bagian terluar, terdapat tombok Theodosius yang membentang dari selat teluk tanduk emas hingga ke laut Marmara. Hidup mati penduduk Konstantinpel berada pada tembok ini. Selama tembok masih berdiri maka penduduk di dalam kota merasa aman. Bahkan tanpa diminta pun, penduduk akan memperbaiki tembok yang berlubang karena serangan. Tembok inilah yang menjadi penghambat pengepungan yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu Al-Fatih, terutama ayahnya, Murad II.
Tembok 3 lapis yang melindungi Konstantinopel

Wall of Constantinople mampu bertahan selama 1.123 tahun, dibangun oleh Kaisar Constantine pada abad ke-3. Tembok pertahanan ini terdiri dari 3 lapis. Lapisan pertama setinggi 18 meter dengan ketebalan 5 meter. Di luar tembok terdapat parit selebar 18-20 meter dengan kedalaman 6-10 meter. Dengan kondisi terluar seperti ini, nyali pasukan manapun yang mencoba menaklukkan Konstantinopel dengan cara klasik akan menciut karena tak akan mampu menyebranginya dengan kuda ataupun pengepungan lainnya. Tidak kurang dari 23 kali pasukan pernah mengepung tembok Konstantinopel, namun tak satupun yang mampu menembusnya. 

Inilah yang menjadikan Konstantinople bagaikan bukan sembarang mutiara yang diperebutkan. Tercatat ada 5 gelombang pasukan kaum muslimin pernah mencoba menaklukkan. Gelombang pertama dipimpin oleh Abu Aub Al-Anshari pada tahun 44 H, namun gagal karena usianya. Gelombang kedua dipimpin oleh Sulaiman Bin Abdul Malik  yang terkenal kedekatannya kepada Allah pada tahun 98 H. Gelombang ketiga dipimpin oleh Khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah tahun 190 H. Gelombang setelahnya dipimpin oleh kakek buyut Al-Fatih, Beyazid I pada tahun 796 H, dan selanjutnya dipimpin oleh Murad II (sulthan ketujuh Utsmani) pada masa kekhalifahan bani Utsmaniyah. Gerakan seluruh pasukan ini jelas;Konstantinopel, namun semua pasukan yang pernah dikirim untuk menaklukkan Konstantinopel harus pulang dengan kepala tertunduk karena Konstantinopel terlalu sulit untuk ditembus.

Sebelumnya pada tahun 1204 M, dengan sangat arogan pasukan Kristen Roma yang awalnya bertolak menuju Yerussalem, mengalihkan kapal-kapalnya menuju Konstantinopel. Kerusakan terjadi dimana-mana, darah bertumpah, rumah dibakar, bahkan pasukan ini memasukkan keledai dan kuda ke dalam gereja. Konstantinopel benar-benar hancur. 57 tahun kemudian, pasukan Byzantium kembali menguasai Konstantinopel, dan yag tersisa hanyalah bangunan-bangunan yang telah hancur dan hanya sedikit dari kemegahan kota yang tersisa. Inilah yang kelak akan menimbulkan perpecahan antara kaum Yunani Orthodok dan Roma Latin. Sejak saat itu, Byzantium seperti di awang-awang kejayaan. Sampai pada awal bulan April 1453.

Saat itu usia Mehmed II yang baru menginjak 21 tahun lebih 2 bulan, masih terlalu muda untuk menjabat sebagai seorang gubernur menggantikan ayahnya, Murad II. Tentu saja hal ini membawa angin segar bagi kaum kristen Eropa terutama kaisar Constantine XI. Mereka berbahagia menyambut kematian Murad II dan memandang remeh Mehmed II yang masih terlalu polos. Namun, api jauh dari panggangnya. Mehmed II hadir dengan strategi yang berbeda, tak pernah diduga sebelumnya dan menimbulkan efek serangan-serangan kejutan.

Rumelli Hisari, dibangun oleh Sultha Mehmed II
Sebagai permulaan, Mehmed II membangun benteng Rumelli Hisari yang berada di selat Bosporus. Rumelli hisari terletak berseberangan dengan Anadolu Hisari yang telah dibangun oleh Beyazid I. Keduanya saling berhadap-hadapan sehingga Mehmed II mampu mengontrol setiap kapal Eropa yang masuk. 

Dari jalur darat diberangkatkan 250.000 pasukan. Tak mudah untuk melakukan serangan dari jalur ini, tembok pertahanan Konstantinopel tentu akan mempersulit pasukan. Namun, bukan Al-Fatih namanya jika menyerah hanya karena masalah ini. Untuk menghadapinya tentu cara yang digunakan harus cara yang penuh kejutan dan tidak biasa. Ia lalu menunjuk Orban untuk membuatkan meriam. Dibawah komando Orban, jadilah meriam raksasa sepanjang 8 meter dan diameter lebih dari 0,7 meter yang terbuat dari campuran tembaga dan timah. Saat ujicoba, meriam ini mampu melemparkan batu besar sejauh 1,6 meter sebelum menghantam tanah, dan membuat lubang sedalam 2 meter di tanah utsmani. Meriam ini tentu membuat Byzantium menegang.

Dari jalur selatan, 400 kapal yang diberangkatkan mampu direpotkan oleh 125 pasukan Byzantium. Hal ini menunjukkan betapa hebatnya armada tempur Konstantinopel.

Proses pemindahan kapal dalam 1 malam
Sedangkan dari jalur utara, terbentang rantai raksasa sepanjang 275 meter untuk menutup akses melalui jalur teluk Tanduk Emas. Rantai ini memberikan blokade sempurna hingga tak satupun kapal mampu melewatinya. Tak mungkin jika melakukan serangan melalui jalur ini. Inilah yang membuat Sulthan Mehmed memiliki ide luar biasa yang tak pernah tada sebelumnya. Ia memutuskan untuk memindahkan 72 kapal dari selat Bosphorus ke Selat Teluk Tanduk, yang hanya terjadi dalam satu malam. Ide 'gila' Al-Fatih ini membuat Byzantium terancam.

29 Mei 1453 dini hari pertempuran dimulai. Setelah 2 gelombang pasukan gugur di medan syahid, dikerahkanlah pasukan Yenisari. Pasukan ini telah didik sejak kecil dengan akademis, strategi perang, ushul fiqh, serta latihan fisik. Pasukan ini pula yang merupakan pasukan yang digaji oleh sulthan. Jumlah pasukan mungkin hanya tertinggal 7.000 pasukan waktu itu, namun hujan panah yang dilemparkan oleh pasukan Yenisari mampu memukul mundur pasukan bertahan  Hanya dalam waktu seperempat menit 30.000 pasukan muslim mampu menjebol gerbang kota. Satu persatu bendera Liwa’ Raya’ dikibarkan, padahal beberapa menit yang lalu elang berkepala dua Byzantium dan singa st. Mark berkibar di langit Konstantinopel. Sebentar kemudian terdengar teriakan “Kota telah jatuh!!!”

Mendengar teriakan ini, kaisar Constantine XI mengetahui bahwa Konstantinopel telah jatuh, kekaisaran Byzantium telah berakhir. Ia kemudian turun dari kudanya, melepas jubah kebesarannya kemudian berperang laksana prajurit biasa dan tak terlihat lagi setelah itu. Guistiani, panglima tertinggi pasukan gabungan, menyelamatkan diri bersama pasukannya dengan perahu. Begitu pula yang dilakukan oleh prajurut Venesia. Begitulah watah pengecut yang haus kekuasaan. Saat itu juga Konstantinopel telah jatuh sebelum mentari terbit.

Sementara pasukan kaum muslimin dengan suara takbir terpana memasuki kemegahan kota. Pertama Al-Fatih menuju gereja Hagia Sophia yang padat oleh penduduk yang mencari perlindungan.  Melihat kedatangan sang sulthan, semua penduduk tampak ketakutan. Ia kemudian menemui seorang pendeta dan memohon kepadanya untuk menenangkan. 

Gereja Hagia Sophia, Masjid Aya Sophia, Musium, Istambul
Sejak saat itu adzan selalu terdengar 5 kali dalam sehari. Gereja Hagia Sophia (sekarang menjadi musium) yang megah dan mewah itu disulap oleh Al-Fatih tanpa mengusik peribadatan warga non-muslim. Patung salib dihilangkan dan diganti dengan lafadz Allah dan Muhammad. Sulthan Mehmed II tidak pernah memaksakan penduduk masuk islam, karena hal itu dilarang. Namun setelah  penduduk konstantinopel merasakan kesejahteraan atas diterapkannya syari’at islam, dengan sendirinya pendeta dan penduduk memeluk islam.

Harta rampasan perang dibagikan sesuai syari’at setelah dikumpulkan ke hadapan sulthan. Kepada pasukan diberikan imbalan sesuai hukum islam pula. Mehmed pun memberikan hadiah tambahan bagi keluarga prajurit yang gugur sebagai syahid. Terhadap tawanan-tawanan perang, sebagian dibebaskan dan sebagian lagi ditebus dengan emas dan perak. Kesejahteraan dirasakan baik oleh orang muslim maupun non-muslim. 

Bayangan buruk tentang islam dibantah oleh keadilan di depan mata. Seringkali sulthan membagi-bagikan sendiri harta dalam jumlah yang banyak kepada wanita-wanita yang ditinggal mati suaminya, sehingga dapat menghidupi keluarga yang ditinggalkan. Sulthan pun meminta Paderi Kristen untuk mengurus agama mereka, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi kaum kristen untuk menjalankan agama mereka. 

Pasca futuhan Konstantinopel, pedang terus diarahkan ke tanah Crhistendom Eropa.  Kekecewaan menempa dunia Barat, mereka tak percaya kota sekuat Konstantinopel bisa jatuh ke tangan kaum muslim. Kebencian terhadap kaum muslim yang telah dihembuskan sejak zaman dahulu  membuat sentimen terhadap islam menjadi kian parah. Mereka terus melancarkan upaya untuk merebut kembali kota kebanggan romawi tersebut.

Ada cerita mengagumkan ketika Sulthan Mehmed II mendapat tawaran dari Paus Pius II. Paus Pius menawarkan kepada sulthan Mehmed untuk berpindah agama menjadi seorang Kristiani. katanya "Jika anda mau dibaptis, maka anda akan menerima mahkota kerajaan Roma". Tampaknya sang Paus tahu betul apa yang menjadi ambisi sulthan, ia berambisi untuk menjadi penglima terbaik sebagaimana menjadi bisyarah rasul dengan lebih dahulu menaklukkan Konstantinopel, baru kemudian Roma. Dengan tetap tenangAl Fatih berjanji akan menjadikan Paus Pius sebagai mufti kesultanan Utsmani jika ia berkehendak masuk islam.

Setelah memastikan Konstantinopel berada pada kondisi aman dari serangan, Sulthan Mehmed II memulai rangkaian penakulukkan kota Roma. Kemenangan demi kemenangan selalu diraih oleh pasukan kaum Muslim Utsmani. Tahun 1463 Bosnia jatuh ke tangan kaum muslim, kemudian Albania yang jatuh pada tahun 1474, serta Otranto pada tahun 1480. Jalan menuju Roma tinggal setapak lagi. Sejak Otarnto dikuasai pada tahun 1480, Mehmed tengah mempersiapkan pasukan yang jauh lebih besar lagi daripada jumlah pasukan yang dikerahkan pada pengepungan Konstantinopel. Tidak ada satupun yang tahu kemana pasukan ini akan di arahkan, bahkan prajurit utsmani pun tidak ada yang berani menanyakannya kepada sulthan. Dan saat itu pula penduduk Roma berada dalam bayang-bayang menakutkan akan datangnya pasukan muslim utsmani yang terkenal gagah dan tak kenal mundur.

Pada penaklukkan kali itu, Sulthan Mehmed II merasa tak seperti biasanya. Namun, hal ini tidak menjadikannya halangan untuk mewujudkan bisyarah rasulullah, pasukan istimewa tetap dipersiapkan untuk menaklukkan Roma. Namun ternyata Allah berkehendak untuk membagi pahala pembebasan yang telah dijanjikan itu. Sulthan Mehmed, Muhammad Al-Fatih. meninggal dalam kondisi bersiap untuk menaklukkan ROMA. Kini, Roma menanti kita.

Menunggu Kelanjutannya di bagian 2
Sumber Selengkapnya: