Rabu, 15 Agustus 2012

Khilafah Islamiyah Menyatukan Perbedaan

Idhul Fitri memang tinggal menghitung hari, tapi umat muslim merasa was-was menghadapi perbedaan. Sebagaimana penetapan 1 Ramadhan tahun ini, penetapan 1 syawal pun diprediksi akan banyak kontroversi. Alih-alih kontroversi itu datang dari 2 ‘bendera’, lebih dari itu seringkali satu keluarga dibuat tegang lantaran harus berlebaran dihari yang tidak sama.

Masalah utama penentuan awal dan akhir ramadhan sebenaranya bukan terletak pada perbedaan metodologi maupun mathla’ (tempat lahirnya bulan). Jika masalah utama terletak pada perbedaan metodologi, selama ini dikenal terdapat dua metode dalam menentukan awal dan akhir ramadhan, yakni metode hisab dan ru’yat. Dua metode ini sebenaranya saling mendukung satu sama lain. Hisab untuk menentukan kapan harus meru’yat, sedangkan ru’yat digunakan untuk menguji kebenaran hisab.
 
Adapun mngenai mathla’ sebagian ulama salaf berpendapat jika dalam satu kawasan (negara) melihat hilal, maka daerah dengan radius 24 farsakh dari pusat ru’yah bisa mengikuti daerah tersebut. Sedangkan daerah di luar radius tersebut boleh tidak mengikuti pendapat tersebut dan melakukan ru’yah sendiri. Akan tetapi pendapat jumhur ulama tidak menganggap adanya perbedaan penentuan awal dan akhir ramadhan. sebab lain karena perbedaan waktu antar negara tidak melebihi 24 jam. Hal ini berdasarkan hadist rasul ”Puasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya.”
 
Seruan rasulullah ini bersifat umum mencakup seluruh umat, tidak terbatas pada umat islam tempat lahirnya bulan. Oleh karena itu kapan pun dimanapun penduduk melihat hilal, meskipun hanya beberapa orang, maka ru’yah itu berlaku wajib bagi mereka. Sehingga wajib pula atas seluruh negeri berpuasa dan berbuka.

Pendapat ini diperkuat dengan cerita seorang Badui yang datang kepada rasulullah setelah melihat hilal. Telah bercerita kepada kami Amr bin Abdillah al-Audiy dan Muhammad bin Ismail, keduanya berkata: Telah bercerita kepada kami Abu Usamah, telah bercerita kepada kami Zaidah bin Qudamah, telah bercerita kepada kami Sammak bin Harb dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa seorang Badui datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata: “Saya telah melihat hilal (bulan baru) malam ini“. Beliau bersabda: “Apakah Anda bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah?” Badui itu berkata: “Ya”. Kemudian beliau bersanda: “Bangunlah, hai Bilal. Lalu sampaikan kepada masyarakat bahwa besok, mereka semua wajib berpuasa“. (www.hizbut-tahrir.or.id).

Maka demikianlah metodologi dan mathla’ tidak menjadi halangan untuk berbeda penentuan awal dan akhir ramadhan. Perbedaan penentuan ini disebabkan oleh ego nasionalisme masing-masing negri. Mereka menetapkan sendiri awal dan akhir ramadhan berdasarkan hasil perhitungan atau ru’yah yang didapat di wilayah tersebut. Jika di negri tersebut tidak terlihat munculnya hilal maka langsung digenapkan tanpa menunggu ru’yah dari negri-negri muslim yang lain. Kemudian diumumkan ke seluruh negri masing-masing dan terjadilah perbedaan. 

Perbedaan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir seluruh wilayah kaum muslimin. Tentu saja ini sesuatu yang amat janggal. Penentuan awal dan akhir Ramadhan berkait erat dengan peredaran dan perputaran bumi, bulan, dan matahari. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan batas-batas negara yang bisa berubah-ubah. 

Perbedaan penentuan awal dan akhir ramadhan ini hanyalah sebagian kecil resiko ketiadaan seorang khalifah yang menyatukan perbedaan. Pasca runtuhnya khilafah islamiyah pada tahun 1924 lalu, dimana khalifah Abdul Majid II diusir dari jantung ibu kota Daulah dan pada saat itu juga dinasti Utsmaniyah dibajak oleh agen Inggris Mustafa Kemal Atatturk, hilanglah kekuasaan kaum muslimin dari muka bumi ini. Mulai saat itu Istambul, Turki menjadi model negara sekuler yang kemudian diambil kendali oleh Amerika. Akibatnya kaum Muslim terpecah-pecah oleh sekat-sekat nasionalisme.

Umat islam bagaikan anak ayam kehilangan induknya, kesejahteraan yang terwujud selama tidak kurang dari 14 abad sirna sudah. Islam yang sebagai Ideologi dihapus dari peradaban bumi ini seakan tanpa jejak. Sebagai penggantinya, dimunculkanlah ulama-ulama palsu ciptaan barat yang justru memelintirkan umat islam itu sendiri. Alhasil, Islam dianggap agama ritual tidak jauh berbeda dengan agama-agama lainnya. Untuk urusan ibadah Islam jagonya, tapi ketika berinteraksi dengan lawan jenis, tata pemerintahan, perekonomian bagi mereka islam tidak ada. Begitulah prinsip dasar sekulerisme (memisahkan aturan islam dari kehidupan).

Karena itu, solusi mendasar dari kisruh ini adalah adanya pemerintahan yang kredibel dan amanah, yang didukung oleh kekuatan politik, ulama dan pilar kekuasaan yang amanah. Bukan karena kepentingan pribadi, kelompok, organisasi atau mazhab. Dengan begitu, ia akan diterima oleh seluruh umat Islam. Dan, itu hanya ada para khalifah. Hanya khilafahlah yang bisa menyatukan suara umat Islam di seluruh dunia.

Apakah Islam bisa bangkit dan bekuasa kembali? Pasti. Allah sudah  berjanji dalam sebuah kitab yang tidak diragukan lagi kebenarannya. “Dan Allah sudah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh pasti menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa” (An-Nur:55).

Khilafah adalah janji Allah. Perlu dipertanyakan syahadatnya jika ada diantara segelintir kaum muslimin tidak yakin terhadap janji Allah ini. Kembalinya islam sebagai sebuah metode kehidupan sudah pasti, hanya perkara waktu kapan Allah berkehendak. Dan pada saat ini, Allah sedang memilih siapa yang terbaik diantara hambaNya yang bersikukuh dan istiqomah berjuang mengembalikan kemuliaan islam. Tentu saja piala itu hanya akan diberikan kepada pemain, bukan pecundang.


serta beberapa sumber..


2 komentar:

  1. Hoo gitu.. makasih Mi.. aku jadi tambah pinter sedikit..

    BalasHapus
  2. Ad Daulatul Islamiyah Melayu

    adalah khilafah islam yang sedang menantikan
    kehadiran orang-orang mukmin yang siap
    bergabung menjadi pejuang islam di akhir zaman

    Bilakah anda berminat untuk menjadi pembela dan tentara Islam
    http://dimelayu.com.nu

    BalasHapus