Idhul Fitri memang
tinggal menghitung hari, tapi umat muslim merasa was-was menghadapi perbedaan.
Sebagaimana penetapan 1 Ramadhan tahun ini, penetapan 1 syawal pun diprediksi
akan banyak kontroversi. Alih-alih kontroversi itu datang dari 2 ‘bendera’,
lebih dari itu seringkali satu keluarga dibuat tegang lantaran harus berlebaran
dihari yang tidak sama.
Masalah
utama penentuan awal dan akhir ramadhan sebenaranya bukan terletak pada
perbedaan metodologi maupun mathla’
(tempat lahirnya bulan). Jika masalah utama terletak pada perbedaan metodologi,
selama ini dikenal terdapat dua metode dalam menentukan awal dan akhir ramadhan,
yakni metode hisab dan ru’yat. Dua metode ini sebenaranya saling mendukung satu
sama lain. Hisab untuk menentukan kapan harus meru’yat, sedangkan ru’yat
digunakan untuk menguji kebenaran hisab.
Adapun mngenai mathla’ sebagian ulama salaf berpendapat
jika dalam satu kawasan (negara) melihat hilal, maka daerah dengan radius 24
farsakh dari pusat ru’yah bisa mengikuti daerah tersebut. Sedangkan daerah di
luar radius tersebut boleh tidak mengikuti pendapat tersebut dan melakukan ru’yah
sendiri. Akan tetapi pendapat jumhur ulama tidak menganggap adanya perbedaan
penentuan awal dan akhir ramadhan. sebab lain karena perbedaan waktu antar negara
tidak melebihi 24 jam. Hal ini berdasarkan hadist rasul ”Puasalah kalian
karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya.”
Seruan rasulullah
ini bersifat umum mencakup seluruh umat, tidak terbatas pada umat islam tempat
lahirnya bulan. Oleh karena itu kapan pun dimanapun penduduk melihat hilal,
meskipun hanya beberapa orang, maka ru’yah itu berlaku wajib bagi mereka. Sehingga
wajib pula atas seluruh negeri berpuasa dan berbuka.
Pendapat ini diperkuat dengan cerita seorang Badui yang
datang kepada rasulullah setelah melihat hilal. Telah bercerita kepada kami Amr bin Abdillah
al-Audiy dan Muhammad bin Ismail, keduanya berkata: Telah bercerita kepada kami
Abu Usamah, telah bercerita kepada kami Zaidah bin Qudamah, telah bercerita
kepada kami Sammak bin Harb dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa
seorang Badui datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata: “Saya telah melihat
hilal (bulan baru) malam ini“. Beliau bersabda: “Apakah Anda bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah?”
Badui itu berkata: “Ya”. Kemudian beliau bersanda: “Bangunlah, hai Bilal.
Lalu sampaikan kepada masyarakat bahwa besok, mereka semua wajib berpuasa“.
(www.hizbut-tahrir.or.id).
Maka demikianlah metodologi dan
mathla’ tidak menjadi halangan untuk berbeda penentuan awal dan akhir ramadhan.
Perbedaan penentuan ini disebabkan oleh ego nasionalisme masing-masing negri. Mereka
menetapkan sendiri awal dan akhir ramadhan berdasarkan hasil perhitungan atau
ru’yah yang didapat di wilayah tersebut. Jika di negri tersebut tidak terlihat
munculnya hilal maka langsung digenapkan tanpa menunggu ru’yah dari negri-negri
muslim yang lain. Kemudian diumumkan ke seluruh negri masing-masing dan
terjadilah perbedaan.
Perbedaan ini tidak hanya terjadi
di Indonesia, tetapi hampir seluruh wilayah kaum muslimin. Tentu saja ini
sesuatu yang amat janggal. Penentuan awal dan akhir Ramadhan berkait erat
dengan peredaran dan perputaran bumi, bulan, dan matahari. Sama sekali tidak
ada kaitannya dengan batas-batas negara yang bisa berubah-ubah.
Perbedaan penentuan awal dan akhir
ramadhan ini hanyalah sebagian kecil resiko ketiadaan seorang khalifah yang menyatukan
perbedaan. Pasca runtuhnya khilafah islamiyah pada tahun 1924 lalu, dimana
khalifah Abdul Majid II diusir dari jantung ibu kota Daulah dan pada saat itu
juga dinasti Utsmaniyah dibajak oleh agen Inggris Mustafa Kemal Atatturk,
hilanglah kekuasaan kaum muslimin dari muka bumi ini. Mulai saat itu Istambul, Turki
menjadi model negara sekuler yang kemudian diambil kendali oleh Amerika. Akibatnya
kaum Muslim terpecah-pecah oleh sekat-sekat nasionalisme.
Umat islam bagaikan anak ayam
kehilangan induknya, kesejahteraan yang terwujud selama tidak kurang dari 14
abad sirna sudah. Islam yang sebagai Ideologi dihapus dari peradaban bumi ini
seakan tanpa jejak. Sebagai penggantinya, dimunculkanlah ulama-ulama palsu
ciptaan barat yang justru memelintirkan umat islam itu sendiri. Alhasil, Islam
dianggap agama ritual tidak jauh berbeda dengan agama-agama lainnya. Untuk urusan
ibadah Islam jagonya, tapi ketika berinteraksi dengan lawan jenis, tata
pemerintahan, perekonomian bagi mereka islam tidak ada. Begitulah prinsip dasar
sekulerisme (memisahkan aturan islam dari kehidupan).
Karena itu, solusi
mendasar dari kisruh ini adalah adanya pemerintahan yang kredibel dan amanah,
yang didukung oleh kekuatan politik, ulama dan pilar kekuasaan yang amanah.
Bukan karena kepentingan pribadi, kelompok, organisasi atau mazhab. Dengan
begitu, ia akan diterima oleh seluruh umat Islam. Dan, itu hanya ada para
khalifah. Hanya khilafahlah yang bisa menyatukan suara umat Islam di seluruh
dunia.
Apakah Islam bisa bangkit
dan bekuasa kembali? Pasti. Allah sudah berjanji dalam sebuah kitab yang tidak
diragukan lagi kebenarannya. “Dan Allah
sudah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan
amal-amal shalih bahwa Dia sungguh pasti menjadikan mereka berkuasa di muka
bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa”
(An-Nur:55).
Khilafah adalah janji
Allah. Perlu dipertanyakan syahadatnya jika ada diantara segelintir kaum
muslimin tidak yakin terhadap janji Allah ini. Kembalinya islam sebagai sebuah
metode kehidupan sudah pasti, hanya perkara waktu kapan Allah berkehendak. Dan pada
saat ini, Allah sedang memilih siapa yang terbaik diantara hambaNya yang
bersikukuh dan istiqomah berjuang mengembalikan kemuliaan islam. Tentu saja
piala itu hanya akan diberikan kepada pemain, bukan pecundang.
serta beberapa sumber..
Hoo gitu.. makasih Mi.. aku jadi tambah pinter sedikit..
BalasHapusAd Daulatul Islamiyah Melayu
BalasHapusadalah khilafah islam yang sedang menantikan
kehadiran orang-orang mukmin yang siap
bergabung menjadi pejuang islam di akhir zaman
Bilakah anda berminat untuk menjadi pembela dan tentara Islam
http://dimelayu.com.nu