Sobat, apa kabar? masih dipusingkan dengan aktivitas kuliah or sekolahkah?nggak dong ya...
Well sobat, kali ini akan menguliti mengenai “cinta dakwah”. As we know, beberapa hari yang lalu kita baru aja ‘ngerayain’ hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang getol benget dakwahnya. Udah gitu kepedulian sama nyang berbau-bau agama di kalangan muda kayak kita-kita ini agak sedikit menurun. Ya...walaupun nggak sedkit pula sobat-sobat kita yang tetep “ngeksis” dikancah per-dakwahan. Kita perlu tunjukan 4 jempol jari kita tuh. Coz, mereka rela megorbankan diri, harta, nyawa, jiwa, raga, perkasa (hloh...?) demi tegaknya dienul islam.
Yup, kali ini kami punya maksud pengen mbabat abis mengenai slogan “Menggenggam Dunia dengan Tanganmu”. Wuih ekstreeem? Emm... nggak juga sih. Pasalnya udah nggak jamannya lagi bro n sist mbebek sama produk barat. Mulai dari fashion, fun, food, n sport –nya mereka yang jelas-jelas menyebabkan kerusakan generasi muslim dengan kapitalime-sekulernya dan asas materialistisnya itu.
Sob, kita perlu berbahagia dengan kalimah syahadah kita. Konkritnya islam punya sesuatu yang harus dibanggakan. Tau apa itu? Ya, islam punya pemikiran yang sangat agung, yang dengan pemikiran itu islam mampu mempengaruhi manusia sejagad selama empat belas abad. Kalo aja Mustafa Kamal Ataturk terkutuk itu nggak berkongo-konko untuk menghancurkan bangunan daulah islam ini, barangkali kepemimpinan itu masih kita “menangi” (temui-jawa).
Sobat kita sama-sama tahu, saat ini kita terkurung oleh kerusakan dalam berbagai bidang kehidupan. Privatisasi-nya krakatau steel, kasus penganiayaan para pendulang devisa, mewabahnya virus AIDS, maraknya kaum gay, kisruh antar umat beragama, korupsi yang tak pernah ada ujungnya, BBM naik, repotnasi yang katanya dijaman reformasi, dan sederet kasus yang lainnya. Tentu saja kita yang ngaku sebagai generasi muda harusnya risih dengan fenomena-fenomena macam itu. Bukan anak muda kalo kerjaanya ngalor ngidul nggak karuan juntrungannya udah gitu cuek dengan kondisi yang lagi memanas, coz anak muda adalah masa-masa emas untuk bersikap kritis. Iya kan?
Bro n Sist, kasus-kasus macam itu marak disebabkan oleh tidak diterapkannya islam sebagai metode kehidupan. Islam hanya dianggap sebagai agama ritual belaka, inilah yang menyebabkan islam yang kaffah terlihat ‘biasa-biasa’ aja. Liat deh peradaban islam yang berjaya 86 tahun yang lalu. Tak ada wanita terhinakan, bahkan dulu ada seorang dermawan yang sampe kebingungan hanya untuk menyodakohkan hartanya, gara-gara nggak dia temui fakir miskin di kotanya. Euleh...euleh... Itu mengindikasikan bahwa ketika islam memimpin dunia, kemiskinan tak bisa di cari. Kita sekarang mah gampang ya.
Sobat, tau Ibnu Sina kan? Itu tuh pakar kedokteran di abad pertengahan yang sekaligus ulama, yang di Barat diputarbalikkan namanya menjadi Amficena? Bagi nyang tau aja ni ye, beliau merupakan seorang ilmuwan ahli di bidang kedokteran. Salah jika kita selama ini menganggap beliau berasal dari dunia Barat, ternyata beliau itu adalah hasil didikannya Daulah Islamiyah. Barat yang saat itu kagak ngarti apa-apa, kemudian sedikit belajar dari kaum muslim.
Sob, sebenernya kita punya power untuk mengubah dunia ini. Bukankah masa depan adalah milik kita? bukankah dunia dalam genggaman kita? mau dibawa ke mana pun, terserah kita. Ya nggak? So, ayo kita genggam dunia ini dengan membumikan kembali peradaban islam yang pernah memuliakan islam dan kaum muslimin. Karena hanya dengan tangan-tangan kita inilah musuh-musuh islam semacam kapitalisme-sekuler bisa tersingkirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar