Sabtu, 02 April 2011

Untuk Saudariku...

Assalamu’alaikum...
Saudariku...apa kabarnya engkau?
Lelah, kesal, tangisan, tidakkah selalu engkau rasakan? Terkadang masyarakat yang kurang mampu menerima ide kita, kerjaan rumah menumpuk, tugas kuliah yang sangat banyak, tantangan dari keluarga, belum lagi amanah dakwah yang harus segera terselesaikan. Semua itu tentu saja membuat kita lelah. Lelah yang berkepanjangan dan tak mau juga menepi. Lelah karena selain sebagai ibu rumah tangga, anak, mahasiswa, pelajar, pekerja, tetapi juga sebagai pengemban dakwah yang seperti tak pernah bisa berhenti dari aktivitas kita. Kadang kita inginkan betapa indahnya bisa berkumpul bersama keluarga di rumah, tanpa terbebani oleh berbagai aktivitas yang lagi-lagi membuat kita lelah. Tapi saudariku...kita juga sebagai tumpuan masa depan. Dunia akan kita genggam dengan aktivitas kita. Kita dipilih Allah untuk membuka mata manusia agar memahami bahasa Taqwa. Pengemban dakwah lah status kita yang sebenarnya.
Saudariku, sudah selayaknya pengemban dakwah selalu merasakan letih, menangis, kesal, dan tak pernah berhenti beraktivitas. Dan sudah sepatutnya pula keletihan itu membuat kita berkeluh kesah. Tapi saudariku, ini salah besar jika kita teruskan. Dan tak patut pula jika kita mengkambing hitamkan salah satunya, baik dakwah maupun yang lainnya.
Saudariku...ingatkah engkau dengan sabda Rasulullah?
“Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya. Sungguh, kalian punya dua pilihan, yaitu melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, ataukah Allah akan mrndatangkan azab dari SisiNya yang akan menimpa kalian. Kemudian setelah itu kalian berdo’a, maka do’a itu tidak dikabulkan.”
Saudariku, hanya ada 2 pilihan. Lalu, manakah yang akan kita pilih? Beramar ma’ruf, ataukah mendapat siksa dari Allah Azza wa jala? tentu jawaban kita sama bukan? Ya, karena kita tergabung di harokah ini adalah untuk beramar ma’ruf. Kadang kita merasa tak layak untuk mendapatkan balasan dari dakwah kita. Kadang kita merasa tidak bisa/belum mampu menunaikan amanah ini. Jangan menyerah saudariku, marilah kita sama-sama melayakkan diri, kita rengkuh Jannah Allah dengan saling bergandengan tangan dan perkuat barisan. Sehingga bersama-sama kita bersanding dengan Rasulullah kelak.
Semoga sedikit coretan tak berarti ini mampu menggugah kita semua untuk bangkit dari keterpurukan zaman yang semakin menggurita. Ukhibukifillah yaa Ukhti...
Wassalamu’alaikum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar