DARI DAPUR HATI UMIRA
Assalamu’alaikum sob..
Yak, finally tulisan
ini jadi juga. Perlu diketahui pemirsa, saya nulis artikel singkat ini harus
dengan batingan. Bantingan nahan ngantuk, bantingan karena ide nggak
keluar-keluar (douuuh lebai amat!!).
Maklum, lama nggak dapet amanah nulis. Buletin Metanoik yang biasa ‘mbengoki’
saya buat nulis, sekarang udah pindah tayang (berarti saya pesanan ya?). hehe..
Nah, kalau senja biru
edisi sekarang ini kerjaan anak media KMMP nih. Untuk kali ini saya nggak mau
menyuguhkan gaya bahasa yang melangit-langit pun nggak mau menyuguhkan tingkah
7**on yang tingkahnya kamse-upay kayak edisi sebelumnya. iiihhh.. Berhubung tema yang dipesan adalah ramadhan, maka
lagi-lagi saya harus bantingan nyari peta konsep kajian 4 tahun yang lalu. Kebetulan
judulnya Agar Ramdhan Tidak Sia-Sia. Penasaran kan? Langsung aja.. wink win..
---
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa” (Qs. Al-Baqarah:183).
Jl. RA. Kartini 15
tampak tak seperti biasanya. Hari itu, di depan kantor Kejaksaan Negeri Bantul
ratusan bahkan ribuan botol menggunung tinggi. Botol-botol tersebut sudah
berada di depan Kantor Kejaksaan sejak semalam.
Sekitar pukul 8 pagi,
beberapa petugas mulai mengeksekusi botol-botol yang diambil dari beberapa
tempat lokalisasi di daerah Bantul itu. Bau yang dikeluarkan dari pecahan botol
jelas membuat masyarakat sekitar merasa terganggung. Luberan air bahkan
mencapai kompleks SMA N 2 Bantul dan sangat mengganggu kegiatan belajar
mangajar.
Hmm.. sob, itu kejadian
sekitar 4 tahun yang lalu ketika saya masih muda (terpaksa ngaku kalau sekarang
udah tua, hehe). Waktu itu seminggu menjelang bulan ramadhan. Jujur saya merasa
risih jengkel dan bengong. Risih karena saya pulang pergi ke sekolah naik
sepeda mau nggak mau harus menegak bau terlaknat itu. Jengkel karena..
lagi-lagi saya harus melintasi depan kantor kejaksaan. Bengong karena sebanyak
itukah kemaksiatan di kota Bantul. Dan lebih begongnya lagi, kenapa patroli
hanya dilakukan menjelang bulan ramadhan.
Ngomongin soal bulan ramadhan,
bulan ramadhan memang istimewa dari bulan-bulan yang lainnya. Di bulan itu
Allah menurunkan kitabNya, hanya di bulan ramadhan pula diturunkan malam
lailatul qadr yang lebih baik dari seribu bulan. Syaithan dibelenggu dan pintu
surga dibuka seluas-luasnya. Bahkan satu kebaikan yang biasanya dibalas satu
pahala, akan dibalas oleh Allah hingga 700 kali lipat, waow.. Di bulan itu, Allah menjanjikan rahmat pada 10 hari pertama,
sepuluh hari kedua Allah menjanjikan ampunan, dan sepuluh hari ketiga Allah
menjauhkan kita dari api neraka. Waaa..Subhanallah..
Bayangin aja kalau kita
mau kedatangan tamu dan kebetulan tamu itu adalah orang penting, Pak Bupati
mungkin, sodara dari jauh, pak mentri, atau malah calon mertua. Tentu
persiapannya kudu jauh-jauh hari, semaksimal dan seoptimal mungkin supaya tamu
yang datang ke rumah kita merasa betah. Begitu pula seharusnya seorang muslim
ketika bulan ramadhan tiba. Kita merasa gembira, antusias, ingin 11 bulan yang
lain juga seperti bulan ramadhan, dan lain-lain.
Sob, tapi ada juga loh
temen-temen kita yang menganggap bahwa bulan ramadhan adalah bulan yang
biasa-biasa aja. Jumlah mereka banyak, sangat banyak. Mereka berpuasa, tapi
tidak mendapatkan apapun dari puasanya. Mereka seperti apa yang disebutkan
rasulullah dalam sebuah hadist beliau “Berapa banyak orang-orang yang berpuasa,
tapi tidak mendapatkana papun dari puasanya, melainkan hanya lapar dan dahaga”.
Dan di hadistnya yang lain “Sungguh rugi dan celakalah mereka yang menemui
bulan ramadhan, mereka berpuasa di dalamnya, namun ketika dia tinggalkan
ramadhan, dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah swt.”
Masya Allah.. na’udzubillahimindzalik..duuh,
jangan-jangan kita termasuk yang didalamnya lagi. Ah jangan sampe deh. Makannya
kita harus ngeh ngapain sih kita berpuasa di bulan ramadhan? Apakah berpuasa
sekedar menahan lapar dan haus di siang hari doang? Apakah bulan ramadhan itu
berarti kita nggak boleh berkata-kata kotor, nggak boleh marah? Apakah berarti
kalau di bulan ramadhan miras itu haram, lokalisai ditutup?
Allah yang
memerintahkan kita untuk berpuasa di bulan ramadhan pernah ngasih pesan di Qs.
Al-Baqarah :183. Bunyi ayatnya ada di atas. Nah.. di ayat itu dengan begitu
terang Allah menjelaskan tujuan kita berpuasa adalah “agar kamu bertaqwa”.
Pernah ada spanduk yang
berbunyi “Bulan Ramadhan maksiat berhenti
dulu.. setelah ramadhan dilanjutkan lagi.. berhentinya”. Tapi faktanya yang
dilanjutkan adalah maksiatnya. Lihat saja, kasus korupsi semakin tumbuh subur,
pornografi semakin menggurita, kasus narkoba semakin menggila. Anehnya
kasus-kasus di atas 100% difasilitasi oleh negara. Grasi yang diberikan oleh
presiden SBY untuk Schapelle Leigh Corby, si dedengkot mariyuana 20 kg, dari
hukuman 20 tahun penjara menjadi 7 tahun penjara semakin membuka mata dunia
bahwa di Indonesia makanan memabukkan itu halal. Duuuh..
Apalagi ulah Menkes, Nafsiah
Mboi, yang mempermudah akses remaja untuk mendapatkan kondom semakin bikin
dunia mabok. Nggak usah dibayangin deh kalo kebijakan ini bener-bener
dilaksanakan. Jelas perzinahan legal, halal, kan nggak ada sanksinya,
difasilitasi lagi. Alamaaaak..
Padahal sudah sepanjang
usia bulan ramadhan hadir setiap tahun, tapi nggak juga bertaqwa. Bulan
ramadhan datang, dan kemudian pergi dengan kesia-siaan. Puasa kita gagal, puasa
kita sia-sia. Menurut artikel yang saya peroleh nih, ada beberapa sebab mengapa
puasa kita gagal. Salah satu dari sebab itu adalah menganggap bahwa berpuasa
itu sekedar untuk menggugurkan kewajiban tahunan, tapi tidak tahu kenapa
berpuasa.
Selama ini kita tahu
bagaimana berpuasa tapi tidak tahu mengapakita berpuasa. Sejak jaman kiwari
kita sudah ditanamakan bahwa puasa adalah menahan lapar dan haus, menahan
marah, menahan nafsu, blablabla.. tapi kita nggak dipahamkan mengapa kita
berpuasa.
Baiklah akan saya
cuplikkan khutbah rasulullah, kata beliau “Wahai manusia, sungguh telah datang
kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah, bulan
paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama.
Jam demi jam adalah jam-jam paling utama. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi
tasbih, tidurmu ibadah, amalan-amalanmu diterima dan do’a-do’amu diijabahi. Bermohonlah kepada Allah dengan
ikhlas dan hati yang suci agar Allah membimbingmu dalam puasa dan membaca
kitabNya. Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan agung
ini. Kenanglah rasa lapar dan hausmu, dengan rasa lapar dan hausmu dihari
kiamat.”
Sob, kehidupan adalah
kesempatan untuk memupuk pundi-pundi pahala sebanyak-banyaknya dan
menghilangkan sebersih-bersinya setiap beban dosa yang mendatangkan siksa dan
kesedihan di akhirat. Puasa ramadhan adalah untuk menjadikan seseorang seorang
hamba yang bertaqwa. Di bulan inilah kesempatan emas untuk mendapatkan ampunan
Allah terbuka lebar.
Sudah seharusnya ketika
datang bulan ramadhan kita maknai sebagai kebutuhan kita terhadap ampunan dan
pahala Allah, bukan karena kewajiban. Jika bulan ramadhan ini kita maknai
sebagai kebutuhan, maka insya Allah keikhlasan akan kita raih dalam
melaksanakan perintah Allah, karena kita butuh ampunan dan pahala. Dorongan semacam
ini akan memotivasi kita supaya amal kita menjadi amal yang terbaik. Bahkan bangun
malam yang biasanya ogah-ogahan, karena kebutuhan kita terhadap pahala Allah
yang dikalilipatkan hingga 700 kali lipat, dengan sendirinya kita akan ringan
menjalaninya. Beda kalau aktivitas bulan ramadhan itu sekedar untuk
menggungurkan kewajiban, bisa jadi ibadah kita minimalis.
Diantara hikmah
berpuasa yakni menjadikan akal dan hati sebagai raja atas nafsu. Ketika akal
dan hati menjadi raja, maka pribadi bertaqwa akan teraih. Seluruh perintah
pasti bisa dilakukan, sedangkan untuk meninggalkan larangan tidak dibutuhkan
kemampuan tapi kemauan. Nafsu akan tunduk di bawah kendali akal dan hati.
Hikmahnya yang lain
adalah merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita. Senantiasa mengingat akan
adanya penghisaban, dimana kaki, tangan, mata kulit akan bersaksi di hadapan
Allah.
“Sehingga apabila
mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi
terhadap mereka tentang apa yang telah
mereka kerjakan dan mereka berkata kepada kulit mereka: ‘mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?’ kulit mereka menjawab; ’Allah yang menjadikan segala
sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai pula berkata, dan Dialah
yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepadanyalah kamu
dikembalikan’”. (Qs. Fushilat : 20-21)
Semoga pribadi bertaqwa
kita raih, semoga ramadhan ini adalah ramadhan terakhir tanpa keberadaan
Institusi Islam; Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala min hanjinnubuwah..
nice info guys
BalasHapusterimakasih. semoga bermafaat..
Hapus